Inflasi Inti Mencerminkan Permintaan Domestik
Sementara itu, inflasi inti yang mengecualikan harga pangan bergejolak dan harga yang diatur pemerintah naik menjadi 2,36 persen dari 2,19 persen pada bulan sebelumnya, mencatat level tertinggi dalam empat bulan terakhir. Kenaikan inflasi inti ini mencerminkan membaiknya permintaan domestik dan penguatan bertahap di pasar tenaga kerja.
Dampak terhadap Pasar Keuangan dan Kebijakan Moneter
Dari sisi pasar keuangan, prospek inflasi yang masih terkendali memberikan sentimen positif bagi pasar obligasi dan nilai tukar rupiah. Kondisi ini memperkuat pandangan bahwa Bank Indonesia akan mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif, dengan fokus pada stabilitas dan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Proyeksi Inflasi dan Faktor Pendukung
Samuel Sekuritas memperkirakan inflasi akan bertahan di kisaran tengah target BI hingga akhir 2025. Dukungan datang dari stabilitas nilai tukar, pertumbuhan upah yang moderat, serta upaya pemerintah dalam menjaga harga komoditas utama seperti beras dan BBM. Meski demikian, analis menyoroti risiko inflasi impor, terutama dari kenaikan harga energi dan pangan global, yang berpotensi menekan nilai tukar rupiah dan imbal hasil obligasi pemerintah.
Artikel Terkait
Angela Tanoesoedibjo: Kunci UMKM Desa Go International & Ekspor
Udang Indonesia Kembali Ekspor ke AS: 106 Ton Capai Pasar Amerika Setelah Isu Cesium-137 Teratasi
Gempa M 4.4 Guncang Tarakan, 300 Pasien RSUD Dievakuasi - Ini Kronologinya
Aksi Damai Ojol di Monas Tuntut 4 Poin Ini Tolak Rancangan Perpres