Cegah Kebocoran Soal TKA: PGRI Soroti Pentingnya Pengawasan Sekolah & Teknologi

- Kamis, 06 November 2025 | 14:50 WIB
Cegah Kebocoran Soal TKA: PGRI Soroti Pentingnya Pengawasan Sekolah & Teknologi

PGRI Soroti Pentingnya Pengawasan Sekolah Cegah Kebocoran Soal TKA

Sekretaris Jenderal Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Dudung Abdul menekankan pentingnya memperkuat pengawasan di tingkat sekolah. Hal ini menyusul kekhawatiran munculnya aksi pembocoran soal Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang dilakukan oleh murid dengan memanfaatkan teknologi.

Dudung menegaskan, meski pelaksanaan TKA jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) secara umum berjalan lancar, pengawasan harus tetap diperketat. Tujuannya adalah untuk mencegah insiden serupa dengan yang sempat beredar di media sosial.

"Secara keseluruhan pelaksanaan TKA di tingkat SMA berjalan lancar karena sampai saat ini belum ada laporan terkait hal-hal yang tidak diinginkan. Namun, kita juga harus waspada, jangan sampai ada siswa yang membocorkan soal untuk gelombang berikutnya," tutur Dudung.

Peringatan Penyalahgunaan Teknologi dalam Ujian

Menurutnya, potensi penyalahgunaan teknologi oleh siswa menjadi peringatan untuk meningkatkan fungsi kepemimpinan dan tata kelola pendidikan. Leadership dan tata kelola sekolah harus ditingkatkan, salah satunya melalui fungsi pengawasan.

"Kalau pengawasan di sekolah cukup kuat, peristiwa seperti yang muncul di TikTok itu tidak akan terjadi," ujarnya.

Dudung menambahkan, pemerintah pusat dan daerah telah melakukan sosialisasi serta edukasi kepada para guru, kepala sekolah, dan masyarakat. Edukasi ini bertujuan untuk menjaga integritas pelaksanaan TKA.

"Pemerintah sudah memberi edukasi agar seluruh pihak guru, sekolah, hingga orang tua bersama-sama menyukseskan TKA sebagai potret diri siswa dalam menyelesaikan satuan pendidikan," ujarnya.

Pendidikan Karakter Kunci Utama

Dia juga menyoroti pentingnya implementasi pendidikan karakter yang tidak hanya sebatas administrasi. Pendidikan karakter harus dibiasakan dalam kegiatan sekolah.

"Pendidikan karakter jangan hanya dicatat di atas kertas. Harus dipantau, dibiasakan, dan dihidupkan lewat kegiatan kokurikuler. Pembentukan karakter, keterampilan hidup, dan cara berpikir sistematis itu yang perlu diperkuat," tegas Dudung.


Halaman:

Komentar