Lantas, apa motif di balik aksi yang sempat bikin resah ini? Rupanya, isi ancaman itu penuh dengan kekesalan. Sang pengirim menyampaikan amarahnya terhadap kualitas pendidikan dan juga pelayanan kepolisian di Kota Depok. Ia merasa tidak didengar.
Dalam email ancamannya, tertulis kasar dan penuh emosi:
“Sekolah se-Kota Depok yang terima email gua, gua bakal teror bom sama culik, bunuh, tebar narkoba ke semua sekolah yang terima email ini waktu yang lo semua tunggu saja, anak-anak didik lu semua jadi korban,’’
‘’Gua benci sama pendidikan di Depok, enggak terima polisi enggak adil, gak tanggapin laporan polisi gua karena gua diperkosa dan cowok yang perkosa gua gak tanggung jawab nikahin gua. Gua gak takut sama apa yang akan gua lakukan dengan nama almet-almet gua.”
Dari kutipan itu, alasan personal yang mendalam tampak jelas. Aksi ancamannya, meski salah dan tentu saja melanggar hukum, berakar dari rasa frustrasi yang memuncak karena merasa korban ketidakadilan.
Artikel Terkait
Gubernur Pramono Teken Kepgub UMP Jakarta 2026, Sore Ini Angka Resmi Diumumkan
InJourney Genjot Transformasi Bandara, Fokus pada Kenyamanan Penumpang
Bawang Belanda Ilegal di Surabaya Bawa Hama yang Ancam Lahan Pertanian
POLYTRON Hadirkan Oven Multifungsi, Jawaban Tren Masak Sehat di Rumah