Relawan Turun ke Permukiman, Tangani Luka dan Trauma Pascabanjir Sumatra

- Kamis, 18 Desember 2025 | 18:55 WIB
Relawan Turun ke Permukiman, Tangani Luka dan Trauma Pascabanjir Sumatra

Sudah tiga minggu berlalu sejak banjir dan longsor melanda sejumlah wilayah di Sumatra. Di tengah genangan yang belum sepenuhnya surut, ancaman baru mulai muncul: masalah kesehatan. Menyadari hal ini, relawan dari program Pertamina Peduli justru semakin gencar turun ke lapangan. Mereka tak hanya berjaga di posko, tapi juga aktif menjangkau warga yang paling membutuhkan.

Di Kota Sibolga, sejak pertengahan Desember lalu, sebuah posko medis berdiri di Terminal BBM setempat. Setiap harinya, puluhan warga berdatangan. Rata-rata, sekitar 70 orang mendapat pemeriksaan dan pengobatan di sana. Namun, cerita sebenarnya justru terjadi di luar posko itu.

Muhammad Baron, Vice President Corporate Communication Pertamina, menjelaskan bahwa tim mereka melakukan pendekatan 'jemput bola'.

"Melalui pergerakan relawan di lapangan, Pertamina Peduli hadir langsung di tengah masyarakat, memberikan bantuan yang dibutuhkan," ujar Baron.

Menurutnya, tim medis rela menyusuri permukiman warga, mendatangi rumah-rumah satu per satu. Tujuannya jelas: menjangkau mereka yang sulit berjalan jauh, terutama para lansia, anak-anak, dan warga dengan keterbatasan mobilitas. Pendekatan ini, kata Baron, memperkuat kehadiran mereka di tengah kesulitan yang dialami masyarakat.

Hasil dari blusukan itu cukup mencengangkan. Relawan banyak menemukan warga dengan luka di kaki akibat menginjak paku, pecahan kaca, atau benda tajam lain yang terbawa banjir. Parahnya, beberapa luka pada anak-anak sudah terinfeksi. Di sisi lain, keluhan ISPA dan penyakit kulit juga melonjak drastis pasca bencana.

Layanan medis bukan satu-satunya bantuan. Di Aceh Tamiang, misalnya, Pertamina mengerahkan tiga truk tangki air berkapasitas besar untuk mendistribusikan air bersih. Bantuan ini menyasar dua desa yang dihuni sekitar 300 kepala keluarga, termasuk sebuah pondok pesantren. Rencananya, armada ini akan ditambah lagi untuk menjangkau daerah lain yang masih kesulitan.

Bahkan, di Dusun Gang Glugur yang sebelumnya belum tersentuh bantuan, warga sudah mulai menerima air siap minum. Situasinya memang darurat; sebagian warga terpaksa memakai air hujan untuk memasak.


Halaman:

Komentar