Di balik semua logistik, ada cerita-cerita kemanusiaan yang mengharukan. Seperti pengalaman Anissa Chandradiva Claresta, seorang relawan di Aceh Tamiang. Ia pernah terlibat dalam evakuasi darurat seorang pengungsi yang terkena serangan jantung.
Dengan kondisi jalan macet dan situasi panik, Anissa berusaha menenangkan sang ibu. Ia memeluk dan menepuk-nepuk lembut tubuh pasien, sambil terus memberikan kata-kata penguatan.
"Syukur alhamdulillah, ibunya tertolong dan selamat," kenang Anissa.
Upaya keras para relawan ini rupanya mendapat sambutan hangat. Risky Rahmansyah, Komandan Posko Relawan di Sibolga, mengamati langsung antusiasme warga.
"Warga sebenarnya siap berjalan jauh untuk mendatangi posko medis, tetapi tim relawan Pertamina Peduli justru mendatangi mereka langsung ke permukiman. Bahkan saat tim beristirahat di pinggir jalan, kendaraan Pertamina kerap dihampiri warga yang membutuhkan bantuan medis maupun kebutuhan mendesak," ungkapnya.
Selain urusan kesehatan dan kebutuhan dasar, ada juga upaya memulihkan psikologis. Program trauma healing digelar, khususnya untuk anak-anak, agar mereka bisa kembali tersenyum dan punya semangat untuk bangkit.
Pada intinya, kehadiran langsung relawan ini adalah wujud nyata komitmen perusahaan untuk meringankan beban masyarakat. Mereka bergerak cepat, bekerja sama dengan warga, untuk memastikan bantuan tepat sasaran di saat yang paling dibutuhkan.
Artikel Terkait
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta, Kecuali Jakarta Barat yang Berawan
Waspada Macet Parah, Puncak Mudik Natal 2025 Diprediksi 22 dan 24 Desember
Van Bronckhorst Dinilai Lebih Cocok, PSSI Targetkan Umumkan Pelatih Januari
Hodak Berharap Persib Hindari Momok Pohang di 16 Besar