Kalau dilihat per sektor, beberapa lapangan usaha utama justru bersinar. Industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, transportasi, hingga akomodasi dan makan minum, semuanya mencatat kinerja yang positif. Sektor-sektor ini jadi penopang yang penting di tengah perlambatan ekspor.
Lalu, bagaimana proyeksi ke depannya? Untuk tahun 2025 ini, pertumbuhan ekonomi diprakirakan berada di kisaran 4,7 sampai 5,5 persen. Angka itu diperkirakan akan naik sedikit di tahun 2026, menjadi 4,9 hingga 5,7 persen. Bukan lompatan besar, tapi setidaknya trennya mengarah ke atas.
"Ke depan, berbagai upaya perlu terus ditempuh untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, dengan tetap menjaga stabilitas," tegas Perry.
Untuk mewujudkannya, BI mengaku tak bekerja sendirian. Perry menyebut bank sentral terus memperkuat bauran kebijakannya. Kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran diselaraskan sedemikian rupa. Tujuannya jelas: agar sinergi dengan stimulus fiskal pemerintah dan sektor riil bisa benar-benar erat.
Langkah-langkah itu, menurutnya, krusial. Tidak hanya untuk mendongkrak pertumbuhan, tetapi juga untuk memastikan bahwa pertumbuhan yang dicapai nantinya benar-benar berdaya tahan dan berkelanjutan.
Artikel Terkait
Waspada Macet Parah, Puncak Mudik Natal 2025 Diprediksi 22 dan 24 Desember
Van Bronckhorst Dinilai Lebih Cocok, PSSI Targetkan Umumkan Pelatih Januari
Hodak Berharap Persib Hindari Momok Pohang di 16 Besar
Sambhasana Shristi: Ketika Orientasi Kampus Tak Sekadar Perkenalan