Namun begitu, bantuan tak hanya soal perut dan tempat tinggal sementara. Pemerintah juga memikirkan nasib pendidikan anak-anak di tengah bencana ini. Bayangkan, hampir 2.800 sekolah dilaporkan rusak. Mereka tak ingin generasi muda ini kehilangan waktu belajar terlalu lama.
“Dari total 2.798 sekolah yang rusak, langkah cepat dilakukan melalui program Emergency School Support untuk menjamin kegiatan belajar tetap berlangsung meskipun bangunan sekolah mengalami kerusakan,” jelas Nico.
Upaya konkretnya? Tenda-tenda kelas darurat dan puluhan ribu paket perlengkapan sekolah segera didistribusikan.
“Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah menyiapkan 126 tenda ruang kelas darurat serta 10.200 paket perlengkapan sekolah untuk Aceh, Sumut, dan Sumbar,” katanya.
Ke depan, agenda revitalisasi sekolah pada tahun 2026 nanti akan diprioritaskan untuk daerah-daerah yang terdampak bencana ini. Langkah ini diharapkan bisa memulihkan kondisi pendidikan sekaligus memberi harapan baru bagi anak-anak di sana.
Artikel Terkait
Garuda Pertiwi Naik Peringkat, Tapi Jalan di Asia Masih Terjal
OJK: Ekonomi Global Mulai Stabil, Tapi Risiko Fiskal Masih Mengintai
Wings Air Buka Rute Langsung Malang-Lombok, Liburan Akhir Tahun Makin Lancar
Setengah Abad Mengukir Rumah, BTN Tembus Rp504 Triliun KPR