jelas BI. Secara bulanan, penjualan Oktober naik 0,6 persen, berkat permintaan yang solid dan distribusi yang relatif lancar.
Namun begitu, di balik optimisme ini ada hal yang perlu dicermati: tekanan inflasi. BI mencatat potensi kenaikan harga dalam tiga bulan ke depan. Indikatornya terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) untuk Januari 2026 yang melonjak ke 163,2, dari sebelumnya 157,2.
“Hal ini didorong oleh ekspektasi kenaikan harga bahan baku, upah, PPN, dan permintaan menjelang periode Ramadan 1447 H,”
kata BI. Jadi, meski penjualan membaik, harga-harga barang diperkirakan ikut naik menyambut Ramadan.
Tapi tenang, proyeksi untuk periode lebih panjang justru lebih cerah. Tekanan inflasi itu diprakirakan cuma sementara. Untuk April 2026, IEH tercatat 161,7, jauh lebih rendah dari periode sebelumnya yang 172,5. BI melihat ini sebagai bentuk normalisasi permintaan pasca-lebaran. Jadi, setelah gelombang belanja tinggi berlalu, tekanan harga pun diperkirakan mereda.
Secara keseluruhan, laporan BI ini memberikan gambaran yang cukup berimbang. Di satu sisi, daya beli masyarakat terpantau menguat, terutama didorong momen hari raya. Di sisi lain, kita tetap harus waspada dengan gejolak harga jangka pendek yang mungkin terjadi.
Artikel Terkait
Garuda Pertiwi Naik Peringkat, Tapi Jalan di Asia Masih Terjal
OJK: Ekonomi Global Mulai Stabil, Tapi Risiko Fiskal Masih Mengintai
Wings Air Buka Rute Langsung Malang-Lombok, Liburan Akhir Tahun Makin Lancar
Setengah Abad Mengukir Rumah, BTN Tembus Rp504 Triliun KPR