”Kalau kita mau kembali ke sekolah, ikut kelas khusus dan lulus ujian, dalam 30 hari hak mengemudi bisa dipulihkan,” tambahnya, memberi secercah harapan.
Menurutnya, belajar teori lalu lintas dan teknik mengemudi dengan sungguh-sungguh itu wajib. Soalnya, ini menyangkut nyawa keselamatan di jalan adalah harga mati.
Di sisi lain, ada juga reward-nya lho. Bagi pengemudi yang bersih catatan selama lima tahun berturut-turut, pemerintah punya apresiasi istimewa: SIM ‘Kartu Emas’ atau Gold Card.
”Kalau lima tahun bersih tanpa kecelakaan atau pelanggaran, bisa dapat Gold Card,” kata Mochi-san.
Keuntungan pun mengikuti. Pemegang Gold Card cuma perlu perpanjang SIM setiap lima tahun sekali. Bandingkan dengan pemegang SIM reguler (Kartu Biru) yang harus memperbarui tiap tiga tahun. Belum lagi, premi asuransi buat mereka juga lebih ringan.
Proses perpanjangannya sendiri jauh dari sekadar foto dan cetak kartu. Di Jepang, kamu harus kembali ke sekolah mengemudi untuk mengikuti kelas penyegaran. Benar-benar berbeda dengan pengalaman di Indonesia.
Lalu, soal biaya? Jangan ditanya. Untuk mengantongi SIM pertama kali, warga Jepang harus merogoh kocek dalam-dalam. Estimasi biayanya sekitar 300 yen. Kalau dirupiahkan, angkanya bisa mencapai 30 juta rupiah. Cukup buat mikir dua kali, bukan?
Artikel Terkait
Four Points by Sheraton Surabaya Usung The Season of Light untuk Rayakan Akhir Tahun
Target 2026: Internet Merata di Semua Desa, Indeks Digital Indonesia Naik
BP BUMN Dukung Transformasi Peruri, Tata Kelola Jadi Fondasi Utama
Kesepakatan Dagang Indonesia-AS Diambang Batal, AS Tuding Jakarta Ingkar Janji