Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Pakistan Selasa lalu ternyata membawa angin segar bagi hubungan dagang kedua negara. Ini adalah kunjungan pertama seorang presiden RI ke Islamabad dalam kurun tujuh tahun, dan momentumnya dinilai sangat strategis. Apalagi, kunjungan ini bertepatan dengan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik mereka.
Pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Pakistan Muhammad Shehbaz Sharif pun menghasilkan sesuatu yang konkret: sebuah komitmen untuk memperkuat kerja sama perdagangan. Fokusnya? Dua sektor yang tampaknya saling melengkapi: agrikultur dan teknologi informasi.
Shehbaz Sharif sendiri yang mengungkapkan hal ini. Dalam keterangan tertulisnya, ia menyebut nilai perdagangan bilateral kedua negara sudah menyentuh angka sekitar USD 4,5 miliar.
Namun begitu, ada catatan penting di balik angka yang terlihat gemilang itu.
"Lebih dari 90 persen perdagangan masih didominasi impor Pakistan dari Indonesia, terutama minyak sawit," ujarnya. Artinya, neraca dagang antara kedua negara masih timpang. Untuk mengoreksi ketimpangan inilah, langkah-langkah konkret dirancang.
"Kami telah membahas langkah-langkah koreksi untuk menyeimbangkan neraca perdagangan melalui peningkatan ekspor agrikultur dari Pakistan, inisiatif berbasis teknologi informasi, serta sektor potensial lainnya," jelas Shehbaz Sharif.
Artikel Terkait
Tiga Korban Kebakaran Gedung Terra Drone Akhirnya Teridentifikasi
Bank Mandiri Pacu Ekonomi Kerakyatan di Jawa Barat, Kredit Tembus 14,7%
Kayu Hanyutan Banjir Aceh-Sumut-Sumbar Diresmikan Jadi Bahan Bantuan Darurat
Indonesia Pacu Investasi Rusia Lewat Forum Bisnis di Moskow