Tanggal 5 Desember bukan hari biasa bagi para penikmat kopi di berbagai penjuru dunia. Mereka merayakan Hari Kopi Turki Sedunia. Dan kopi ini memang istimewa. Aromanya kuat, rasanya dalam, dan yang jelas, ia jauh lebih dari sekadar minuman. Ia adalah warisan budaya Turki yang sudah hidup berabad-abad lamanya.
Nah, cara penyajiannya yang unik, ditambah dengan beban sejarah dan nilai sosialnya yang kuat, bikin pengalaman menyeruput kopi Turki jadi sesuatu yang wajib dicoba kalau Anda berkunjung ke sana.
Duta Besar Turki untuk Indonesia, Talip Kucukcan, pernah bilang begini ke Antara.
Menurutnya, perayaan ini dihelat secara internasional karena kopi Turki punya kekhasan yang tak dimiliki jenis kopi lain. Bukan cuma soal memperkenalkan budaya minum kopi, tapi ini juga jadi momen untuk mempererat hubungan antar masyarakat, termasuk dengan kita di Indonesia.
Pengakuan dunia terhadap kopi Turki sendiri sudah dapat cap resmi sejak 2013, ketika UNESCO memasukkannya ke dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda. Sejak itulah, 5 Desember ditetapkan sebagai hari rayanya. Dan tahun ini, prestasinya bertambah: kopi Turki tercatat sebagai produk tradisional Turki pertama yang terdaftar secara resmi di Uni Eropa. Cukup membanggakan.
Kalau mau merasakan yang paling otentik, ya tentu saja harus di tanah asalnya. Menyeruputnya di sana, setiap tegukan seperti membawa cerita tentang tradisi, keramahan, dan denyut kehidupan masyarakat Turki. Siapa tahu, secangkir kopi klasik ini bisa menginspirasi rencana jalan-jalan Anda berikutnya.
Ungkapan tadi menggambarkan betapa pentingnya peran kopi Turki dalam keseharian. Sejarahnya panjang, lebih dari 500 tahun. Konon, kopi ini pertama kali masuk ke tanah Ottoman lewat Yaman di abad ke-16. Daya pikatnya langsung menyihir masyarakat, dan dalam waktu singkat, kedai-kedai kopi pun bermunculan. Tempat itu jadi ruang berkumpul, ngobrol, dan berbagi cerita.
Dari kedai, kopi Turki lalu merambah ke rumah-rumah, lalu akhirnya menjelma jadi tradisi yang sangat dihargai. Melihat popularitasnya melonjak, para pedagang pun mulai membawa biji kopi ini melintasi batas negara. Alhasil, kopi Turki sampai juga ke Eropa dan menjadi fondasi bagi budaya ngopi di sana.
Selain rasanya yang kaya, kopi Turki sejatinya adalah ritual kebersamaan. Awalnya biasa disajikan setelah makan, lama-lama ia menjadi bagian penting dalam acara pertunangan, perayaan besar, bahkan hari-hari keagamaan. Menyuguhkan kopi Turki adalah bentuk keramahan dan kehangatan yang tak lekang waktu.
Artikel Terkait
Pemudik Nataru 2025 Disambut Diskon Tiket dan Armada Ratusan Ribu Unit
Purbaya Pastikan Dana Banjir Bandang Sumatera Tak Potong APBN
Angela Tanoesoedibjo Turun Langsung ke Posko Pengungsian Korban Bencana di Tapanuli Utara
Dari Jas Hujan sampai Powerbank: Persiapan Wajib Sebelum Seru-seruan di Konser Outdoor