Ini bukan perselisihan baru. Sengketa perbatasan antara kedua negara ini sudah berakar puluhan tahun lamanya. Dan pada 24 Juli lalu, ketegangan itu meledak menjadi konflik bersenjata yang serius. Kedua belah pihak saling menembakkan artileri, bahkan sampai melibatkan serangan udara. Korban jiwa pun berjatuhan, puluhan warga sipil dari kedua negara menjadi korban.
Upaya perdamaian sempat dilakukan. Tanggal 4 Agustus, Thailand dan Kamboja mengumumkan gencatan senjata. Beberapa hari kemudian, kesepakatan untuk mengimplementasikannya pun dicapai.
Pencapaian gencatan senjata itu tak lepas dari peran dua pemimpin dunia. Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, yang saat itu menjabat sebagai ketua ASEAN, menjadi penengah kunci. Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga turut terlibat.
Kedua pemimpin itu bahkan menyaksikan langsung momen bersejarah tersebut. Deklarasi damai antara Thailand dan Kamboja ditandatangani di sela-sela KTT ASEAN di Kuala Lumpur, mengukuhkan harapan baru untuk perdamaian di perbatasan.
Artikel Terkait
Zulkifli Hasan Buka Suara: Gotong Beras Bukan Pencitraan, Ini Kebiasaan Sejak Kecil
Fairus Khalisa Putri: Debut Piala Asia di Usia 16 dan Perjalanan Tak Biasa dari Bek ke Kiper
Menjelang Akhir 2026, Indonesia Siap Deklarasikan Swasembada Padi dan Jagung
Zulhas Pastikan Swasembada Beras dan Jagung Segera Diumumkan