Petugas di lapangan tampak sibuk. Mereka berjibaku menambal celah-celah bocor menggunakan karung pasir, berharap air tak meluber lebih parah ke jalan utama. Di sisi lain, ada juga yang membersihkan tumpukan sampah dengan serokan ikan, mencoba menjaga saluran air agar tidak mampet.
Genangan air sudah tak terhindarkan. Di sekitar jembatan pintu masuk Perumahan Pantai Mutiara, jalanan terendam setinggi kira-kira lima sentimeter. Kendaraan yang melintas pun harus ekstra hati-hati, meski lalu lintas kendaraan keluar-masuk perumahan tetap ramai seperti biasa.
Suasana siang itu adalah gambaran nyata betapa rapuhnya pertahanan kita menghadapi air laut yang kian meninggi. Sebuah rutinitas yang makin sering terjadi, dengan intensitas yang makin mengkhawatirkan.
Artikel Terkait
Perceraian Na Daehoon dan Jule Dikabulkan Secara Verstek
Pelukan Haru di Tengah Banjir Aceh Tamiang: Kisah Reuni Ayah dan Anak yang Singkap Krisis Pangan
Kemenhub Siapkan Jalur Khusus Truk untuk Antisipasi Macet Parah di Pelabuhan
Pasca Banjir, Pertamina Bantu Warga Bergerak Kembali Lewat Ganti Oli Gratis