Presiden Prancis Emmanuel Macron tiba di Beijing, Rabu malam. Kunjungannya ke China ini berlangsung singkat, hanya sampai Jumat besok. Namun, agenda yang dibawanya berat. Kamis (4/12/2025) ini, dia dijadwalkan bertemu langsung dengan pemimpin China, Xi Jinping.
Di atas meja, satu isu mendesak: Ukraina. Perang yang sudah berlarut-larut itu kini memasuki tahun keempat. Macron, seperti dilaporkan media setempat, punya misi khusus. Dia berharap bisa mendorong Xi Jinping untuk turun tangan, membantu mengamankan gencatan senjata di sana.
Prancis tampaknya menaruh harapan besar pada pengaruh Beijing. Menteri Luar Negeri mereka, Jean-Noel Barrot, sudah bersuara lebih dulu awal minggu ini.
Memang, sikap China selama ini cukup unik. Di satu sisi, Beijing kerap menyerukan perundingan damai dan menghormati kedaulatan negara lain. Tapi di sisi lain, mereka tak pernah secara terbuka mengutuk invasi Rusia ke Ukraina sejak 2022 lalu. Sikap ambivalen ini yang kerap jadi sorotan.
Artikel Terkait
Samsung Galaxy Z TriFold Siap Guncang Pasar dengan Layar Lipat Tiga
Uni Eropa Tutup Keran Gas Rusia untuk Selamanya pada 2027
Mahathir vs Pemerintah: Polemik Perjanjian Dagang AS-Malaysia yang Panaskan Isu Bumiputera
Menginap di The Papandayan: Mewah Klasik dan Strategis di Hati Bandung