Tapi, bukan berarti masalah selesai. Masih ada sekitar 71 ribu pelanggan yang gelap gulita, tersebar di delapan wilayah termasuk Sibolga dan Padang Sidimpuan. Mereka inilah yang jadi prioritas berikutnya.
"Penyelesaian sisa pelanggan inilah yang harus dikejar melalui perbaikan menara transmisi pada pekan ini," ujar Bahlil.
Menghadapi tantangan teknis yang berat, dia memastikan semua sumber daya dikerahkan. Ini bentuk keseriusan menjalankan perintah presiden untuk menyelesaikan krisis dalam waktu seminggu. Sambil menunggu jaringan utama rampung, solusi darurat juga disiapkan.
Sebanyak 40 genset dan 200 lampu darurat sudah diserahkan ke Bupati Tapanuli Tengah untuk didistribusikan ke titik-titik yang paling kritis. "Nanti Bapak Bupati yang tahu di mana titik-titik yang akan dipakai," kata Bahlil.
Perhatian tak hanya pada listrik. Pasokan BBM dan gas elpiji juga jadi sorotan. Bahlil sudah minta Pertamina buka lima SPBU yang beroperasi 24 jam, dan untuk sementara menghapus aturan barcode agar warga lebih mudah mengakses bahan bakar.
Strategi distribusi LPG bahkan diubah total. Rute pasokan dialihkan dari Dumai ke Padang untuk menghindari ombak besar, didukung empat kapal khusus yang akan melayani Tapanuli Tengah, Sibolga, dan Nias. Semua langkah ini diambil agar kehidupan warga bisa segera berjalan seperti sedia kala.
Artikel Terkait
ECB Desak Italia Batalkan Rencana Klaim Cadangan Emas
Akuntan Jadi Penjaga Kepercayaan Investor Menuju Indonesia Emas 2045
KAI Gelar Inspeksi Jalur Kereta Jelang Libur Nataru 2025
Duel Maxwell dan Dalberto Panaskan Perebutan Top Skor Super League