WASHINGTON Percakapan telepon antara Presiden AS Donald Trump dan PM Israel Benjamin Netanyahu baru-baru ini mengungkap dinamika yang cukup mengejutkan. Intinya? Sikap Washington terhadap Suriah di bawah kepemimpinan Ahmad Al Sharaa tampaknya sedang dipertimbangkan ulang.
Menurut laporan dari Axios yang mengutip sumber di Gedung Putih, Trump secara gamblang meminta Netanyahu untuk menahan diri. Jangan memprovokasi pemerintahan Damaskus. Posisi semacam ini jarang bahkan mungkin belum pernah terdengar keluar dari mulut seorang pemimpin Amerika Serikat.
Pembicaraan awalnya berpusat pada Gaza. Netanyahu mengklaim telah berupaya maksimal menegakkan perdamaian. Klaim itu muncul meski catatan di lapangan berbicara lain: sejak 10 Oktober, Israel disebut telah membunuh lebih dari 350 warga Gaza dan melanggar kesepakatan gencatan senjata hampir 500 kali.
Namun begitu, tensi percakapan berubah drastis saat Trump menyentuh isu operasi militer Israel di Suriah.
“Santai saja,” kira-kira begitu permintaan Trump kepada Netanyahu, seperti diungkapkan seorang pejabat yang mengetahui detail percakapan itu. Presiden AS itu memberi peringatan tegas agar Israel tidak memperkeruh situasi dengan Presiden Suriah, Ahmad Al Sharaa. Dia minta serangan atau aktivitas militer yang berpotensi memicu ketegangan regional untuk dikurangi.
Menariknya, sumber itu menyebut nada bicara Netanyahu berubah saat mendengar arahan tersebut. Seolah permintaan Trump itu tidak ia duga dan agak menyimpang dari posisi Israel selama ini.
Artikel Terkait
Bencana Sumatera: 753 Tewas, 1,5 Juta Warga Aceh Mengungsi
Putin Sebut Invasi ke Ukraina Bukan Perang, Tapi Operasi Pembedahan
Dua Warga Belanda yang Dihukum Mati dan Seumur Hidup Akan Dipulangkan ke Negeri Asal
AS Tembak Mati 82 Tersangka Kurir Narkoba dalam Serangan di Perairan Venezuela