Deloitte baru saja merilis laporan survei pertamanya untuk kawasan APEC, dan hasilnya cukup menarik. Laporan bertajuk "Bridging the Certainty Gap" itu berusaha memotret suasana hati para bos besar di Asia Pasifik. Mereka ditanya soal prospek bisnis, ancaman, hingga peluang apa yang mereka lihat ke depan, tak terkecuali soal dampak teknologi dan AI yang kian merasuk.
Survei ini melibatkan lebih dari 1.200 eksekutif puncak dari 18 negara. Di dalamnya, ada respons dari lebih dari 270 pemimpin bisnis yang berbasis di Asia Tenggara, berasal dari berbagai sektor industri.
Kalau dilihat, optimisme para pemimpin di Asia Tenggara ini ternyata terukur. Mereka punya keyakinan kuat pada prospek perusahaan sendiri dan melihat banyak peluang di kawasan APEC. Namun begitu, sikap mereka berubah jadi lebih berhati-hati saat menatap kondisi ekonomi global yang lebih luas.
Angkanya cukup jelas: 75% percaya pada masa depan perusahaan mereka, dan 66% optimis dengan ekonomi APEC. Tapi sentimen positif itu anjlok jadi hanya 46% ketika yang dibahas adalah ekonomi global.
CEO Deloitte Southeast Asia, Eugene Ho, punya penjelasan untuk fenomena ini.
"Para pemimpin bisnis di Asia Tenggara percaya diri terhadap kinerja perusahaan mereka dan melihat peluang nyata di kawasan APEC, namun tetap berhati-hati terhadap prospek ekonomi global. Kami melihat ini sebagai sebuah certainty gap yang perlu dijembatani dengan visi strategis untuk mengubah disrupsi menjadi peluang," ujarnya.
Menurut Eugene, temuan survei menunjukkan cara para eksekutif mengelola risiko. Mereka cenderung mendiversifikasi rantai pasok dan menahan dulu investasi besar-besaran di tengah gejolak geopolitik. Untuk mendongkrak pertumbuhan saat ini, andalan utama mereka adalah teknologi. Sementara untuk jangka panjang, inovasi dan isu keberlanjutan jadi prioritas.
Mereka juga mulai serius mengintegrasikan AI, bukan cuma untuk efisiensi, tapi juga memperkuat ketahanan operasional. Di sisi lain, persiapan untuk memenuhi kewajiban pelaporan dan pembiayaan berkelanjutan juga digenjot.
"Agilitas yang bertujuan seperti ini menyiapkan perusahaan untuk pertumbuhan berkelanjutan, yang didukung oleh kerja sama dalam blok APEC," kata dia.
Artikel Terkait
IIMS 2026 Siap Hadirkan Lebih dari Sekadar Mobil
Peri Sandria Desak PSSI: Pelatih Asing Wajib Gandeng Pelatih Lokal
BMKG Peringatkan Hujan Ekstrem dan Potensi Siklon Landa Jawa hingga Papua
Muhammadiyah Tanam Pohon Langka di Tanah Wakaf untuk Selamatkan Bumi