Menurut Nanik, yang juga menjabat sebagai Ketua Pelaksana Harian Tim Koordinasi Antar Kementerian/Lembaga untuk MBG, pelibatan kelompok kecil ini justru merupakan roh dari program ini sejak awal. Ini adalah arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto ketika program MBG dirancang.
Di sisi lain, langkah ini ternyata punya dampak makro yang tidak main-main. Dengan melibatkan petani, peternak, UMKM, dan koperasi sebagai pemasok secara masif, program ini bisa menjadi tameng untuk menekan laju inflasi.
Logikanya, semakin banyak SPPG yang beroperasi, kebutuhan bahan pangan pasti melonjak. Kalau pasokan tidak ditambah, harga bisa meroket. Nah, di sinilah peran mereka yang selama ini terpinggirkan menjadi krusial. Harga bisa lebih terkendali jika pasokan meningkat dan distribusinya merata.
“Ingat, dalam rapat inflasi awal pekan kemarin, Jombang di peringkat pertama inflasi pangan,” tuturnya, menyiratkan urgensi dari masalah ini.
Lebih dari sekadar urusan teknis dan ekonomi, Nanik kemudian menyentuh aspek yang lebih manusiawi. Dia mengimbau seluruh kepala SPPG, ahli gizi, akuntan, hingga mitra dan yayasan pengelola MBG untuk tidak hanya berorientasi pada bisnis semata.
“Saya berharap anda semua jangan bisnis oriented, saya minta anda juga memiliki nurani kemanusiaan, nurani Presiden Prabowo Subianto,” pesannya.
Artikel Terkait
Pemerintah Pacu Reforma Agraria untuk Hapus Kemiskinan Ekstrem
Insentif Mobil Hybrid Terancem, Pemerintah Didesak Segera Bertindak
Cak Imin Pacu Satu Juta Lahan untuk Warga Terjepit
Kebiasaan Cuci Beras di Rice Cooker Ternyata Ancam Kesehatan Otak dan Ginjal