Pemerintah, lewat Kementerian Pariwisata, terus berupaya keras mendatangkan lebih banyak wisatawan mancanegara. Kali ini, sasaran empuknya adalah pasar Arab Saudi yang dinilai punya potensi luar biasa. Menurut Ni Made Ayu Marthini, Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar, potensi pasar dari negeri Timur Tengah itu sangat besar dan belum sepenuhnya tergarap.
"Kita lagi bekerja sama dengan Kementerian Haji (soal ini). Tentu bagaimana ini bisa dialihkan mereka jadi berkunjung ke Indonesia. Karena terus terang sampai saat ini mereka tahunya kan Bali lagi, mungkin Jakarta, Jawa Barat mereka tahu," kata Made.
Ia mengungkapkan, pihaknya sedang fokus mendongkrak angka kunjungan, terutama saat musim haji tiba. Momen ini dianggap strategis untuk mempromosikan kekayaan alam dan budaya Indonesia secara lebih masif. Pasalnya, wisatawan Saudi dikenal gemar menjelajahi berbagai daerah.
Dari pengamatannya, ada satu hal yang mencolok dari para pelancong ini: mereka tidak pelit mengeluarkan uang. Dana yang dihabiskan untuk berbelanja dan menginap di akomodasi mewah terbilang tinggi, yang tentu saja bisa menyuntikkan devisa lebih besar bagi negara, khususnya di musim liburan.
"Misalnya kalau di Bali ada beberapa. Mereka ke St. Regis, Jumeirah, itu yang bintang tujuh. Itu yang dicari, jadi karena enggak masalah dan mereka memang layanan itu harus mewah, jadi itu hal yang lumrah," ujar Made.
Selain kemewahan, ternyata mereka juga punya ketertarikan lain. Mereka seringkali mencari suasana alam dan cuaca sejuk, bahkan dingin. Puncak, misalnya, jadi salah satu destinasi favorit. Hal ini wajar mengingat kondisi geografis Arab Saudi yang didominasi gurun pasir, jauh berbeda dengan hamparan hijau Indonesia.
Artikel Terkait
Suzuki Pacu Penjualan 1.600 Unit di GJAW 2025, Andalkan Grand Vitara dan Teknologi Hybrid
Mi Burung Dara dan Chef Bersatu Kunci Keberhasilan Program Makan Bergizi Gratis
MilkLife Soccer Challenge Jakarta Tutup dengan Ledakan Peserta dan Juara Baru
Menteri Keuangan AS Pasang Badan, Proyeksi Resesi 2026 Ditolak Mentah-mentah