Menyusuri Lima Puncak Misterius di Balik Pesona Gunung Haruman

- Jumat, 21 November 2025 | 07:06 WIB
Menyusuri Lima Puncak Misterius di Balik Pesona Gunung Haruman

Garut memang sudah lama dikenal karena pesona alamnya yang memukau. Tapi di balik ketenaran Gunung Guntur, Cikuray, atau Papandayan, tersembunyi sebuah destinasi lain yang tak kalah menarik: Gunung Haruman. Gunung ini menyimpan banyak cerita, terbukti dari dokumen foto dan tulisan tua yang masih tersimpan rapi di Leiden University.

Kalau mau ke sana, Gunung Haruman terletak di wilayah Kecamatan Kadungora, Cibiuk, dan Leuwigoong. Aksesnya sebenarnya cukup gampang karena dilewati jalur utama Bandung–Garut. Patokannya, cari saja tugu pesawat di depan Kantor Kecamatan Kadungora. Dari situ, masuk ke Jalan Soekarno-Hatta dan lanjut sekitar 6 km menuju area puncak.

Cerita ini saya rangkum dari pengalaman langsung menjelajahi lima puncak tersembunyi yang jarang diketahui orang. Semua informasi soal lokasi-lokasi itu kami dapat dari para sesepuh setempat yang sudah lama akrab dengan Gunung Haruman.

Berangkat di Tengah Malam

Perjalanan kami mulai Sabtu malam, tepatnya 21 Juni 2025. Naik motor, kami menyusuri jalur terjal berliku dengan jurang menganga di samping. Suasana malam yang gelap, ditambah suara binatang dan rimbunnya pepohonan, menciptakan nuansa alam yang natural sekaligus sedikit mencekam.

Sesampai di kaki gunung, sekitar 1,2 km dari titik awal, kami sudah dijemput pengelola. Mereka yang menyediakan perlengkapan camping, jadi kami cuma bawa barang seperlunya saja.

Begitu tiba di puncak, ternyata sudah banyak pengunjung lain yang lebih dulu mendirikan tenda. Memang Gunung Haruman ini jadi spot favorit buat camping dan paralayang. Meski begitu, sampai sekarang belum ada area bumi perkemahan resmi.

Tiket masuknya pun tidak dipatok harga pasti. Pengelola hanya meminta sumbangan seikhlasnya untuk operasional dan menjaga kelestarian alam sekitar.

Mendirikan Tenda dan Cerita Malam

Kami pun berkumpul, memasang tenda, dan menyusun rencana buat menjajal lima puncak utama: Batu Kuda, Kenung, Masigit, Sela, dan Cinde.

Malam kian larut. Kami duduk menikmati api unggun, ditemani mi instan dan kopi panas sambil memandang lampu kota Garut dari kejauhan. Tak lama, gerimis turun menjelang tengah malam. Sekitar pukul 12, tiga orang dari rombongan melakukan tawasulan di Puncak Masigit.

Suara mereka terdengar samar-samar dari tenda, terbawa angin. Beberapa orang yang tidak tahu sempat merasa ngeri. Suasana hening, dikelilingi hutan gelap, apalagi mitos gunung ini cukup kuat di kalangan warga.


Halaman:

Komentar