Kapolri Ogah Mundur Meski Didemo Publik: Teman-Teman & Pejabat Banyak Yang Keberatan!

- Sabtu, 27 September 2025 | 13:15 WIB
Kapolri Ogah Mundur Meski Didemo Publik: Teman-Teman & Pejabat Banyak Yang Keberatan!




MURIANETWORK.COMKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akhirnya buka suara terkait desakan terhadap dirinya untuk mundur sebagai orang nomor satu di kepolisian.


Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber dalam program Rosi di Kompas TV, Kamis (25/9/2025) malam.


Dalam acara itu, Kapolri mengaku sudah merespon desakan dari publik supaya dirinya mundur dari Kapolri.


Bahkan dirinya sempat bertanya kepada para pejabat di lingkungan kepolisian dan anggota Polri terkait dengan pengunduran dirinya.


Namun, kata Sigit, para pejabat dan anggota Polri ini keberatan. 


Selain itu, jika saat itu dirinya memutuskan untuk mundur, maka sebagai Kapolri dirinya menjadi sosok yang tidak bertanggung jawab karena meninggalkan anggota yang kondisinya tengah terpuruk.


"Itu saya sampaikan juga ke teman-teman, ke para pejabat, ke anggota, 'bagaimana kalau saya mundur?' Namun dari mereka juga banyak yang keberatan. Dan kemudian saya berpikir bahwa mundur di dalam situasi kondisi seperti ini, sama saja saya meninggalkan kondisi anggota, kondisi institusi yang sedang terpuruk, yang karut-marut, dan kemudian saya mundur, saya tidak tanggung jawab," ujar Sigit dikutip dari Kompas.com.


"Karena bagi saya, saya terbebas dari itu, saya meninggalkan organisasi, saya meninggalkan anak buah saya dalam keadaan seperti itu. Tentunya yang harus saya lakukan adalah bagaimana mengembalikan mereka, mengembalikan moril mereka, bagaimana mereka bisa bekerja normal lagi," sambung dia.


Sigit mengungkapkan, sebagai pembantu Presiden Prabowo Subianto, dirinya tegak lurus terhadap arahan presiden.


Presiden memiliki hak prerogatif, sehingga dirinya siap dengan apapun keputusan terhadap dirinya sebagai Kapolri.


"Setelah itu tentunya prerogatif Presiden. Kami prajurit, kita tegak lurus terhadap apa yang menjadi perintah Presiden," tegas Sigit. 


Rosi kemudian bertanya mengapa Kapolri tidak mundur sebagai bentuk pertanggungjawaban secara moril, Sigit menyebut bahwa pengunduran dirinya malah akan memperkeruh suasana. 


Saat kerusuhan akhir Agustus lalu, kata Sigit, bawahannya di Polri membutuhkan figur yang bertanggung jawab di momen krusial seperti kerusuhan Agustus 2025 lalu.


"Ya karena memang kondisi itu bukan membuat menjadi semakin baik, justru sebaliknya. Mereka butuh figur yang berani mengambil posisi tanggung jawab. Dan saat itu kita sudah dalam diskusi yang sebaiknya bagaimana. Dan saya juga sudah sampaikan bahwa saya siap mengambil risiko apapun, dan saya siap dicopot. Dan itu saya sampaikan kepada para pejabat utama saat itu. Sebelum kemudian saya mengambil langkah dan perintah untuk anggota berani mengambil langkah tegas," papar dia.


Sigit juga meyakini, pengunduran dirinya dari Kapolri tidak akan menyelesaikan masalah saat itu. 


Dia yakin masalah akan semakin parah jika dirinya mundur dari Kapolri.


"Yang paling utama adalah mengembalikan semangat anggota, mengembalikan semangat institusi untuk betul-betul bisa melaksanakan tugasnya, mengembalikan keamanan, dan menjaga apa yang menjadi harapan masyarakat. Karena kita juga mendengar masyarakat banyak yang ketakutan, ada yang kondisinya kemudian sangat khawatir akan terjadi peristiwa-peristiwa yang mereka tidak inginkan," beber Sigit.


"Dan saat itu yang dibutuhkan adalah kehadiran Polri yang bisa hadir memberikan rasa aman bagi masyarakat. Dan itu bisa dilakukan kalau Polri mampu kembali bangkit dan melaksanakan tugasnya dengan baik pada saat dia menciptakan stabilitas kamtibmas. Dan itu akhirnya menjadi hal yang harus saya lakukan," imbuh dia.


Sumber: Tribun

Komentar