Tudingan Dalang Demo Kerusuhan Dangkal dan Konspiratif, Aktivis Desak Prabowo Tangkap Hendropriyono!

- Senin, 01 September 2025 | 20:15 WIB
Tudingan Dalang Demo Kerusuhan Dangkal dan Konspiratif, Aktivis Desak Prabowo Tangkap Hendropriyono!




MURIANETWORK.COM - Kritikus politik sekaligus Ketua Progres 98, Faizal Assegaf, menegaskan bahwa gelombang kerusuhan yang melanda berbagai daerah adalah bukti nyata kegagalan tata kelola pemerintahan Presiden Joko Widodo selama 10 tahun terakhir.


Menurutnya, upaya sejumlah tokoh, termasuk Hendropriyono, yang mencoba mengarahkan opini publik agar tidak menyalahkan lingkar kekuasaan Jokowi adalah bentuk pembodohan.


“Jangan bodohi rakyat dengan manuver politik murahan. Fakta kerusuhan dan kekacauan ini adalah hasil dari salah urus Jokowi selama satu dekade, Seharusnya Hendropriyono yang ditangkap,” tegas Faizal seperti dikutip dari video viral di akun instagram faisal.asegaf, Senin 1 September 2025.


Faizal menuding lingkar inti kekuasaan Jokowi bermanuver di tengah kerusuhan, berganti topeng dalam berbagai drama politik, seolah-olah pihaknya tidak terlibat dalam kegaduhan nasional.


“Jejak sepuluh tahun penuh arogansi, kebohongan, dan kelicikan kini berbalik menjadi petaka nasional. Jangan cuci tangan seolah bersih,” katanya.


Ia  mengingatkan bahwa berbagai masalah, mulai dari dugaan pelanggaran HAM, skandal politik, hingga kekerasan terhadap masyarakat kecil, tak lepas dari lemahnya tata kelola negara di era Jokowi.


Faizal menyebut, bahwa Hendropriyono ingin mengesankan sebagai jenderal yang senior yang ingin membela rakyat. 


Padahal hendropriyono kerap ada di berbagai peristiwa kejahatan termasuk kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib pada 2004.


Faizal menilai situasi ini seharusnya menjadi bahan evaluasi penting bagi pemerintahan Prabowo Subianto.


Menurutnya, akar masalah ada di jantung kekuasaan, bukan faktor eksternal.


“Sumber kerusakan negara ini ada di meja presiden. Kalau tidak dievaluasi, sejarah kelam ini akan terus berulang,” ujar Faizal.


Sebagai aktivis Reformasi 1998 dan pendiri Presidium Alumni 212, Faizal dikenal sebagai pengkritik keras berbagai rezim, mulai dari era SBY-Boediono hingga Jokowi-JK.


Ia menegaskan kritiknya kali ini bukan semata menyerang, melainkan untuk membuka mata publik terhadap realitas politik yang selama ini ditutupi.


Kronologi Kerusuhan Agustus 2025


28 Agustus: Demo dimulai damai dipicu oleh isu tunjangan anggota DPR Rp50 juta/bulan.


Memuncak saat ojek online Affan Kurniawan tertabrak Barakuda Brimob dan tewas, pemicu emosi massa yang makin meluas.


29–30 Agustus: Demonstrasi meluas ke Surabaya, Bandung, Yogyakarta—terjadi pembakaran kantor DPRD dan mess MPR, serta vandalism besar-besaran; termasuk penjarahan rumah pejabat dan fasilitas publik.


30 Agustus: Tragedi di Makassar: tiga orang tewas setelah massa membakar gedung DPRD Sulsel. Presiden Prabowo memerintahkan penindakan tegas kepada pelaku.


Publik Nilai Analisa Hendropriyono Soal Dalang Demo Kerusuhan Dangkal dan Konspiratif


Gelombang demonstrasi besar yang melanda Jakarta dan berbagai kota besar Indonesia pada akhir Agustus 2025 memunculkan berbagai spekulasi dan analisa.


Salah satu yang paling disorot datang dari mantan Kepala BIN, Jenderal (Purn.) A.M. Hendropriyono.


Dalam pernyataannya, Hendropriyono menuding nama-nama besar seperti George Soros, David Rockefeller, hingga Bloomberg sebagai kelompok kapitalis global yang disebut kerap menunggangi momentum politik dan ekonomi di berbagai negara, termasuk Indonesia.


Namun, analisa ini justru menuai kritik tajam. Banyak pengamat dan netizen menilai tudingan tersebut terkesan dangkal dan sarat teori konspirasi untuk melindungi kepentingan tertentu.


“Menuduh pihak asing tanpa bukti jelas menunjukkan Hendropriyono tidak lagi kredibel sebagai analis intelijen, atau mungkin ada agenda tersembunyi,” tulis seorang pengguna Instagram.


Di media sosial, kritik kian deras. Netizen menyebut narasi dalang asing sudah usang dan tidak relevan dengan dinamika aksi massa saat ini.


“Bohirnya ada di lingkaran dalam negeri, bukan di Soros atau Rockefeller,” sindir akun lain.


Sebagian netizen bahkan menyoroti bahwa tidak adanya kelompok yang selama ini kerap dikambinghitamkan pemerintah, seperti jaringan Habib Rizieq atau kelompok “Anak Abah”, justru mengindikasikan bahwa dalang kerusuhan mungkin lebih dekat ke lingkar kekuasaan.


“Hendro menuding pihak asing yang jelas tidak mungkin disentuh, padahal bohir sebenarnya ada di sekitaran istana—entah geng Solo, partai cokelat, atau konglomerat hitam DPO,” ujar komentar lain yang viral.


Sementara itu, Ketua Umum DPN Tani Merdeka Indonesia, Don Muzakir, yang dikenal sebagai loyalis Presiden Prabowo, memiliki pandangan berbeda.


Ia menuding kerusuhan dipicu kelompok yang merasa dirugikan kebijakan pemerintah.


“Ini pola klasik. Mafia migas, koruptor, dan kelompok bisnis yang tersakiti mencoba menyusup ke aksi massa,” ujar Don di Jakarta, Minggu (31/8).


Menurutnya, demonstrasi murni biasanya berjalan tertib, sedangkan gelombang protes kali ini mengarah pada anarkisme dengan aksi pembakaran dan perusakan fasilitas umum.


“Kami mendukung aspirasi rakyat, tapi menolak tindakan anarkis yang hanya merugikan masyarakat dan mencederai semangat demokrasi,” tegas Don.


Sumber: SeputarCibubur

Komentar