Roy Suryo Tuding Ada Operasi Geng Solo di Balik Tarik Pernyataan Eks Rektor UGM Soal Ijazah Jokowi

- Minggu, 20 Juli 2025 | 14:55 WIB
Roy Suryo Tuding Ada Operasi Geng Solo di Balik Tarik Pernyataan Eks Rektor UGM Soal Ijazah Jokowi




MURIANETWORK.COM - Pakar telematika Roy Suryo melontarkan tudingan serius di balik perubahan sikap drastis mantan Rektor UGM, Prof. Sofian Effendi, terkait ijazah Jokowi. 


Roy Suryo mengaku yakin ada upaya pembungkaman yang ia sebut sebagai operasi 'Geng Solo' di balik permintaan maaf sang profesor.


Roy Suryo mengaku mendapat informasi langsung yang menguatkan kecurigaannya.


“Baru saja saya dapat kabar dari Jogja, bahwa sedang ada upaya membungkam Prof Sofian Effendi karena berani buka suara soal ijazah Jokowi,” kata Roy Suryo dalam keterangannya yang dikutip, Jumat (18/7/2025).


Menurut Roy, publik wajar bertanya-tanya mengapa sikap Prof. Sofian bisa berubah 180 derajat dalam waktu singkat.


“Sehari sebelumnya bicara terang soal skandal ijazah palsu, sehari kemudian berubah drastis. Wajar publik bertanya, ada apa di balik ini?” ujarnya.


Roy menegaskan, Prof. Sofian bukanlah sosok yang mudah 'mencla-mencle'. 


Dengan rekam jejak sebagai Guru Besar, mantan Kepala BKN, dan lulusan PhD dari Amerika Serikat, Prof. Sofian adalah figur yang sangat kredibel.


“Dia Guru Besar Ilmu Administrasi Negara, eks Kepala BKN, lulusan Pittsburgh AS dengan gelar PhD. Sosok yang sangat kredibel,” tukas Roy.


“Orang seperti beliau bukan tipe yang asal bicara. Kalau sudah menyampaikan sesuatu, biasanya sudah paripurna. Pasti sudah dikaji dan diyakini kebenarannya,” sebutnya.


Oleh karena itu, Roy Suryo meyakini ada kekuatan besar yang bermain di belakang layar. 


Ia tak ragu menuding adanya 'Geng Solo' yang sedang bergerak untuk membungkam suara-suara kritis.


“Perubahan beliau itu bukan tidak mungkin ada tangan-tangan jahat yang masih bermain dan cawe-cawe,” pungkas Roy.


Rismon Duga Mantan Rektor UGM Dapat Tekanan Besar usai Singgung Ijazah Jokowi: Beginilah Indonesia!


Ahli digital forensik, Rismon Sianipar, menanggapi sikap Sofian Effendi, mantan rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tiba-tiba mencabut omongannya terkait ijazah Joko Widodo (Jokowi).


Pernyataan Sofian Effendi soal ijazah Jokowi sebelumnya itu viral di media sosial. 


Ia menyebut nilai Jokowi di semester awal kuliah tidak memenuhi syarat untuk melanjutkan ke jenjang S1 hingga mengatakan skripsi eks Presiden RI itu tidak pernah diujikan.


Dia juga menyebutkan bahwa ijazah yang diperlihatkan oleh Jokowi ke publik itu diduga milik mendiang Hari Mulyono, suami pertama adik dari Jokowi, yakni Idayati.


Namun, setelah itu, Sofian tiba-tiba memberikan klarifikasi dan menarik semua pernyataannya soal ijazah Jokowi dan menyampaikan permohonan maaf.


Semula, Rismon pun merasa heran dengan hal tersebut. Namun, ia meminta masyarakat agar tidak mencibir Sofian.


Sebab, Sofian sudah memberikan keterangan yang dia ketahui soal ijazah Jokowi.


"Di benak saya jelas dong, di benak publik mungkin sebagian masyarakat juga akan merasakan itu. Bagaimana mungkin seorang pemimpin UGM dalam 1x24 jam itu bisa berubah?" ungkap Rismon, Jumat (18/7/2025), dikutip dari YouTube Langkah Update.


Dengan ini, Rismon pun menduga, Sofian mendapatkan tekanan besar setelah menyinggung ijazah Jokowi tersebut.


Sehingga, dia tertekan secara psikologis kemudian memutuskan untuk mencabut pernyataannya itu.


"Saya kan pernah punya kakek yang lebih kurang seusia Profesor Sofian Effendi ya. Artinya, secara psikologis itu gampang ditekan, diberikan pressure gitu. Jadi ya beliau bisa saja mengalami tekanan yang cukup besar ya," ujar Rismon.


"Jadi, kalau pernyataan yang ditarik dari secarik kertas itu, kalau saya ya menginterpretasikan bahwa ada tekanan yang cukup besar ya yang sampai saat ini belum bisa kita ungkapkan apa itu," katanya.


Rismon pun meminta agar masyarakat jangan cepat mencibir karena tidak tahu apa yang sebenarnya dirasakan oleh Sofian.


"Kita jangan mencibir ya, janganlah cepat mencibir Profesor Sofian Effendi karena kita tidak tahu apa yang dialami," paparnya.


Meski kini Sofian mencabut pernyataannya soal ijazah Jokowi, Rismon tetap berterima kasih mantan rektor UGM tersebut karena sudah mau menerima kehadirannya dan memberikan informasi.


"Saya tetap berterima kasih kepada Profesor Sofian Effendi, mau menerima kami, mau memberikan informasi-informasi dan mengingatkan kami ya, khususnya alumni-alumni Gadjah Mada untuk memegang penuh Pancasila dan integritasnya karena itu merupakan simbol dari berdirinya Gadjah Mada yang diresmikan oleh Ir. Soekarno, presiden kita yang pertama," ujarnya.


"Jadi janganlah cepat kita menuding. Apalagi yang kita bicarakan ini bukan orang yang sembarangan loh ya. Ini profesor yang banyak dikagumi orang dengan idealismenya. Jangan cepat kita mencibir tanpa mengetahui alasan yang sesungguhnya," ucap Rismon.


Dia juga meminta masyarakat agar tetap mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Sofian, meskipun kini pernyataannya ditarik semua.


Sebab, kata Rismon, hal-hal seperti yang dirasakan oleh Sofian itu sudah biasa terjadi di Indonesia, yakni banyak tekanan yang tak terlihat di publik.


Kondisi demikian juga sudah rasakan oleh Rismon beserta Pakar telematika Roy Suryo, Tifauzia Tyassuma alias Dokter Tifa yang juga mempersoalkan ijazah Jokowi ini.


"Masyarakat harus tetap mengapresiasi Profesor Sofian Effendi, karena beginilah Indonesia yang sesungguhnya, banyak tekanan-tekanan yang sebenarnya tidak muncul di ruang publik tetapi nyata," tuturnya.


"Dan sudah kami rasakan juga ya, saya, Roy Suryo, Dokter Tifa, juga merasakannya. Bukan hanya psikologis tetapi fisik juga gitu, itu kan harga yang harus dibayar juga," ucap Rismon.


Sumber: Suara

Komentar