Pengamat Politik: Jokowi Tak Akan Tinggal Diam Biarkan Kaesang Kalah di Perebutan Kursi Ketum PSI

- Kamis, 17 Juli 2025 | 11:55 WIB
Pengamat Politik: Jokowi Tak Akan Tinggal Diam Biarkan Kaesang Kalah di Perebutan Kursi Ketum PSI



Hasil Sementara Pemilu Raya PSI

Diketahui pemilihan Ketum Baru PSI dilakukan lewat Pemilu Raya yang hasilnya akan dimasukkan dalam acara kongres pada 19-20 Juli 2025.


Sebelumnya, Furqan AMS, Juru Bicara PSI mengatakan per Rabu malam (16/7/2025), suara yang masuk sementara mencapai 57 persen.


"Di mana Bro Ron tampak unggul dari Kaesang," kata Furqan AMC, saat menjadi narasumber di acara diskusi politik Overview Tribunnews, Rabu malam (16/7/2025).


Furqan mengatakan suara yang masuk tersebut dari sekira 107.000 lebih dari daftar pemilih tetap (DPT).


107.000 dari total 187.000 DPT yang ada.


Peneliti BRIN Apresiasi PSI


Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Aisah Putri Budiatri menyebutkan sistem Pemilu Raya yang diterapkan PSI dalam pemilihan ketua umum patut menjadi contoh untuk partai politik lain di Indonesia.


Pasalnya, partai di Indonesia mayoritas menggunakan sistem tertutup dalam pemilihan ketua umum.


“Model ini menarik dan bisa menjadi contoh juga diterapkan oleh partai-partai lain, yang kecenderungan pemilihan partainya masih berbasis model lama yang tertutup dan elitis,” kata Aisah kepada wartawan, Rabu (16/7/2025), mengutip laman TribunJakarta.com.


Menurut Aisah,  sistem pemilu raya PSI sangat menarik dan ideal dalam menarik partisipasi kader dan pengurus partai secara luas.


“Sebagai gagasan, pemilu raya ini merupakan hal yang menarik dan cukup ideal. Karena pemilu raya menjadi sebuat model pemilihan ketua umum yang nampak terbuka dan dipilih langsung melalui evoting sehingga menarik partisipasi para pengurusnya secara luas,” ujar dia.


Namun, dia berharap agar sistem pemilu raya menjadi wadah yang ideal dalam menentukan ketua umum partai politik.


“Harapannya, pemilu raya tak sekedar menjadi model pemilihan yang seolah ideal, tetapi ternyata hasilnya masih lekat pada bayang-bayang karakter partai yg memilih ketuanya berbasis afiliasi politik saja, bukan kapasitas dan rekam jejak di internal partai,” katanya Aisah


Sumber: Tribunnews 


Halaman:

Komentar