MURIANETWORK.COM - Analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Citra Institute, Yusak Farhan menilai pernyataan Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi yang mencurigai adanya orkestrasi besar di balik isu ijazah palsu dan wacana pemakzulan terhadap putranya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, merupakan bentuk strategi politik defensif.
Yusak menyebut bahwa Jokowi tengah memainkan narasi sebagai korban atau playing victim untuk merespons tekanan politik yang datang bertubi-tubi.
"Dalam kondisi terjepit, tak ada jurus ampuh bagi Jokowi kecuali terus memainkan kartu playing victim dalam menghadapi gempuran lawan-lawan politiknya," kata Yusak, Selasa (15/7/2025).
Terlebih, kata Yusak, isu ijazah palsu dan pemakzulan Gibran yang menyerang Jokowi serta keluarganya itu bukan hal sepele.
"Jokowi jelas terganggu dengan isu ijazah palsu termasuk manuver penggulingan Gibran," ungkapnya.
Dalam kondisi itu, Yusak menilai wajar jika akhirnya Jokowi memberikan pernyataan tegas tersebut sebagai bentuk perlawanan.
Sebab Jokowi memiliki kepentingan untuk menjaga citra politik keluarganya yang kini tersebar di berbagai level kekuasaan.
"Kalau tidak distop, Jokowi dan keluarganya—Gibran, Kaesang, Bobby—akan terjun bebas secara elektoral. Makanya Jokowi terlihat melawan," jelasnya.
Jokowi sebelumnya memberikan pernyataan 'pedas' merespons serangan politik yang belakangan mengarah kepada dirinya soal ijazah palsu hingga pemakzulan Gibran putra sulungnya.
Mantan kader PDIP itu menuding ada pihak-pihak yang dengan sengaja mengorkestrasi dua isu tersebut untuk menjatuhkan reputasi politiknya seusai tak menjadi presiden.
"Saya berperasaan memang kelihatannya ada agenda besar politik di balik isu ijazah palsu, pemakzulan," kata Jokowi saat ditemui di Solo, Jawa Tengah, Senin (14/7/2025).
Menurutnya tujuan dari rentetan isu itu sangat jelas: upaya sistematis untuk merusak reputasinya dan menggerus citranya di mata publik.
Dia juga merasa ada skenario untuk menghapus warisan dan prestasi yang telah ia bangun selama dua periode kepemimpinannya sebagai presiden.
"Saya berperasaan memang kelihatannya ada agenda besar politik di balik isu ijazah palsu, pemakzulan," kata Jokowi saat ditemui di Solo, Jawa Tengah, Senin (14/7/2025).
Menurutnya, tujuan dari rentetan isu itu sangat jelas: upaya sistematis untuk merusak reputasinya dan menggerus citranya di mata publik.
Dia juga merasa ada skenario untuk menghapus warisan dan prestasi yang telah ia bangun selama dua periode kepemimpinannya sebagai presiden.
"Perasaan politik saya mengatakan ada agenda besar politik untuk menurunkan reputasi politik untuk men-downgrade," terangnya.
Namun demikian, Jokowi mengklaim dirinya tak terlalu khawatir atas beragam serangan tersebut.
"Buat saya biasa-biasa saja. Termasuk itu (pemakzulan). Isu ijazah palsu, pemakzulan Mas Wapres saya kira ada agenda besar politik," katanya.
👇👇
@metro_tv Presiden Ke-7 RI, Joko Widodo sebut ada agenda politik besar di balik kasus ijazah palsu dan pemakzulan wakil presiden. #tiktokmetrotv #tiktokberita #beritaterkini #metrotv #2025 #jokowidodo #agenda #politik #ijazah #palsu ♬ original sound - Metro TV
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Politikus PDIP: Jokowi Jangan Bikin Bingung Publik dengan Narasi Tak Jelas
Politikus PDIP Peringatkan Jokowi Tak Perkeruh Kondisi Bangsa
Rocky Gerung Yakin Gibran Bakal Betah Ngantor di Papua: Asal Ada Tamiya, Aman!
Jokowi Curiga Agenda Besar di Balik Isu Pemakzulan Gibran: Benarkah Ada Upaya Pemisahan Dua Kekuatan Politik Ini?