Demikian seloroh Cak Imin lewat akun X-nya, Rabu lalu. Komentar singkat itu seakan menyiratkan dinamika yang terjadi bukan cuma debat ide, tapi juga tarik-menarik kepentingan.
Dinamika itu ternyata punya konteks lebih dalam. Sebelumnya, Ulil juga menyebut bahwa kisruh di internal PBNU belakangan ini berakar dari perbedaan pandangan antara dua kiai besar: Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul).
Lantas apa masalahnya? Intinya berkisar pada soal investor. Pemerintah memberikan konsesi tambang untuk PBNU, tapi kemudian muncul silang pendapat soal siapa yang sebaiknya mengelola. Gus Yahya disebut ingin mengganti investor lama dengan yang baru, yang dianggap lebih seirama dengan pemerintahan saat ini dan punya posisi politik kuat.
Di sisi lain, Gus Ipul bersikukuh mempertahankan investor lama. Alasannya, hubungan kerja sama itu sudah terjalin sejak era kepemimpinan Jokowi. Perbedaan inilah yang, menurut sejumlah pengamat, memicu ketegangan di tubuh organisasi Nahdliyin tersebut.
Artikel Terkait
UGM Dituding Berperisai untuk Lindungi Rekam Jejak Akademik Jokowi
Setahun Prabowo: Antara Beban Warisan dan Langkah Diplomasi
Gugatan Ijazah Jokowi Mentah, KIP Tolak karena Telat Prosedur
Prabowo Pacu Pemulihan Pasca-Banjir Sumatra, Bantuan Diterobos Lewat Udara