Meski selama ini PDIP dikenal menjaga etika demokrasi dan enggan mengomentari urusan internal partai lain, Gunhar memberi peringatan keras. PDIP, katanya, tidak akan tinggal diam jika terus diprovokasi.
"Kami menjaga etika dengan tidak menyinggung partai mana pun. Tapi kalau mau gas-gasan, kita juga siap gas-gasan. Jangan kira PDIP tidak siap," tandasnya dengan nada tegas.
Lantas, apa sebenarnya yang memicu keributan ini?
Semuanya berawal dari Rakorwil PSI se-Kepulauan Riau di Batam, Sabtu malam lalu. Di sana, Ahmad Ali berbicara tentang posisi Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, yang masih aktif di dunia politik pasca-masa jabatannya. Menurutnya, tidak ada yang salah dengan hal itu.
Ali lantas membandingkan dengan mantan presiden lain yang masih memimpin partai meski usianya sudah lanjut tanpa menyebut nama secara langsung, tapi sindirannya cukup jelas terdengar.
"Sialnya Pak Jokowi ini, dia dihina dan dimaki-maki. Tapi ketika dia melawan, dia disuruh jadi negarawan. Terus ketika dia bicara politik, dibilang waktunya beristirahat. Loh, ada nenek-nenek yang sudah puluhan tahun jadi ketua partai," kata Ali di hadapan peserta rapat.
Pernyataan itulah yang kemudian memantik reaksi beruntun dari kubu PDIP. Sekarang, bola ada di pihak PSI. Apa tanggapan mereka? Kita tunggu saja kelanjutannya.
Artikel Terkait
Guntur Romli Bongkar Motif di Balik Vokalnya Ahmad Ali
Julukan Politisi Jalanan untuk Jokowi di Forum Bloomberg Picu Polemik
Jokowi Pilih Bahasa Inggris di Forum Bloomberg, Tunjukkan Pembuktian Diri
PSI Tinggalkan Citra Jelita, Fokus Garap Basis Akar Rumput untuk 2029