Soal Hubungan Arya Daru dengan Vara, Polisi Pilih Tutup Mulut, Ahli Duga Ada Cinta Segitiga

- Kamis, 31 Juli 2025 | 21:00 WIB
Soal Hubungan Arya Daru dengan Vara, Polisi Pilih Tutup Mulut, Ahli Duga Ada Cinta Segitiga


MURIANETWORK.COM -
Pihak Polda Metro Jaya tak menjelaskan lebih lanjut terkait hubungan antara diplomat muda Arya Daru Pangayunan (39) dengan teman perempuannya, Vara. 

Polisi lebih memilih irit bicara terkait hubungan antara keduanya. 

Sementara itu, praktisi hukum dan HAM, Nicholay Aprilindo, justru menyoroti hubungan mereka. 

Terlebih, sikap polisi yang tutup mulut kian mencurigakannya. 

Nicholay menaruh syak wasangka adanya cinta segitiga yang melatar belakangi kematian Arya Daru. 

"Menarik, ada nama Vara di situ siapa Vara itu? Dari mana datangnya? Bagaimana hubungannya dengan almarhum? Sejak kapan? Dan sampai kapan? Apakah Vara itu masih single atau istri orang? Kita buka semuanya di situ kalau mau transparan ya? Istri siapa itu yang namanya Vara itu," ujar Praktisi Hukum dan HAM, Nicholay Aprilindo, seperti dikutip dari SindoNews yang tayang pada Selasa (29/7/2025). 

Pihak kepolisian justru terkesan menutup-nutupi kasus kematian Arya Daru kepada publik. 

Kasus ini pun terlihat tak diselesaikan secara komprehensif dan seperti sengaja diungkap sepotong-sepotong. 

"Kalau tidak bisa buka di sini kan artinya ada yang disembunyikan, ada yang ditutupi atau hanya untuk kebutuhan internal?" katanya. 

Sebelumnya dalam konferensi pers kemarin, Selasa (29/7/2025), pihak kepolisian mengungkapkan bahwa, Arya Daru sempat terlihat berbelanja di Grand Indonesia, Jakarta, bersama Farah pada Senin (7/7/2025).

Menurut keterangan polisi, setelah selesai berbelanja, Arya sempat berjalan sendiri menuju taksi dengan niat awal menuju bandara.

"Perlu kami sampaikan korban keluar dari Grand Indonesia setelah berbelanja bersama temannya rencana ke bandara," kata Kombes Wira.

Ada hubungan cinta segitiga?


Nicholay memiliki kecurigaan bahwa kematian Arya Daru disebabkan bukan sekadar pembunuhan biasa. 

Ada sebuah hubungan cinta segitiga. 

"Dari berbagai kabar yang kami sempat kumpulkan, kami dapatkan ini adalah di samping masalah pekerjaan, ada masalah cinta segitiga yang melibatkan seorang istri dari seorang oknum tertentu," katanya. 

Maka dari itu, konferensi pers yang dilakukan Polda Metro Jaya pada Selasa (29/7/2025) kemarin, merupakan sebuah kesalahan. 

"Makanya ini harus didalami dulu, jangan tiba-tiba langsung dibilang mati karena bunuh diri, dicek dulu HP istrinya, dicek dulu alur transaksi, dicek dulu riwayat dari handphone yang bersangkutan dengan istrinya," katanya. 

"Saya mengatakan, ini feeling saya, bahwa ini ada keterlibatan oknum tertentu dan oleh karena itu pihak penyidik Polda harus menggandeng pihak POM TNI untuk mengungkap kasus ini," pungkasnya. 

Terlalu dini menyimpulkan


Nicholay mengatakan kematian Arya Daru tidak wajar dan pernyataan yang diumumkan dari Dirreskrimum Polda Metro Jaya juga terlalu prematur. 

Bahkan, Nicholay menyebut bahwa kematian Arya Daru dilakukan oleh pelaku yang profesional. 

Ia awalnya menyoroti penjelasan dari ahli forensik, dokter dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Yoga Tohijiwa. 

Yoga mengatakan bahwa penyebab kematian dari korban disebabkan gangguan pertukaran oksigen pada saluran nafas atas yang menyebabkan mati lemas. 

Menurut Nicholay, keadaan mati lemas yang dialami Arya Daru dinilainya janggal.

"Keterangan dari ahli forensik dari Rumah Sakit Ciptomangunkusumo, itu jelas dikatakan bahwa penyebab kematian dari korban itu gangguan pertukaran oksigen pada saluran nafas atas yang menyebabkan mati lemas, berarti ada suatu kejadian," jelasnya saat dikutip dari SindoNews yang tayang pada Selasa (29/7/2025) beberapa jam setelah konferensi pers.

Nicholay juga menilai kematian Arya Daru bukan karena bunuh diri atau meninggal secara wajar. 

Pasalnya, ia melihat ditemukan sejumlah luka dan memar pada tubuh korban. 

Selain itu, ditemukan kekerasan benda tumpul dan tidak ditemukan penyakit pada organ tubuh Arya Daru.

"Berarti, kalau kita merunut dari hasil forensik, dari ahli forensik RSCM tadi, ini berarti ada kejanggalan bahwa ini adalah masuk kasus pembunuhan bukan kasus bunuh diri atau bukan kasus meninggal secara wajar," katanya. 

Kejahatan profesional


Kendati polisi menyebut bahwa kematian Arya Daru tidak ada unsur pidana, namun tidak bagi Nicholay. 

Ia meyakini bahwa Arya Daru tewas karena dibunuh. 

"Ini kejahatan yang profesional, yang agak sempurna, tapi tidak sempurna. Jadi seolah-olah diciptakan ADP bunuh diri dan dengan cara atau modusnya ADP disuruh melakban wajahnya sendiri sehingga sidik jari hanya ditemukan sidik jari dia," katanya. 

Ia melanjutkan pelaku di balik pembunuhan itu terbilang sudah berpengalaman sehingga tidak meninggalkan jejak sidik jari di lokasi. 

"Dalam bidang penyidikan seperti ini, ya dalam kasus-kasus kekerasan dan pembunuhan, pelaku tidak bisa atau tidak mau meninggalkan jejak sidik jari apapun dengan memakai sarung tangan atau memakai sesuatu yang menyebabkan sidik jarinya tergambar di tempat mana atau di barang mana yang dia pakai," pungkasnya.

Sumber: tribunnews

Komentar