Lima Rumah Sakit Berbalik Punggung, Ibu Hamil dan Calon Bayinya Tewas dalam Pelarian Malam

- Sabtu, 22 November 2025 | 16:00 WIB
Lima Rumah Sakit Berbalik Punggung, Ibu Hamil dan Calon Bayinya Tewas dalam Pelarian Malam

Dua perawat menemani keluarga membawa Irene menggunakan ambulans RSUD Yowari. Tapi di tengah jalan, kabar buruk datang dari RS Dian Harapan: ruang BPJS Kelas III penuh dan dokter spesialis anestesi juga tidak ada. Mereka pun dialihkan ke RSUD Abepura dengan pertimbangan lokasinya yang lebih dekat.

Sesampainya di RSUD Abepura, alasan lain kembali menghadang. Ruang operasi dikabarkan sedang direnovasi. Pilihan terdekat berikutnya adalah RS Bhayangkara. Di sana, keluarga kembali dihadapkan pada kenyataan pahit: kamar BPJS penuh, yang tersedia hanya kamar VIP dengan uang muka Rp 4 juta dan biaya operasi diperkirakan mencapai Rp 8 juta.

"Di satu sisi keluarga tidak bawa uang, sehingga petugas kami minta untuk dilakukan tindakan, tetapi karena tidak terima akhirnya pasien dibawa menuju ke rumah sakit RSUD Jayapura," jelas Maryen.

Nasib malang tak bisa ditolak. Dalam perjalanan menuju RSUD Jayapura, Irene mengalami kejang-kejang. Mobil yang membawanya berbalik arah menuju RS Bhayangkara, namun nyawanya tak tertolong. Ia menghembuskan napas terakhir di perjalanan.

Maryen menegaskan, pihaknya telah bertindak sesuai prosedur. "Kita sudah melaksanakan sesuai prosedur yang ada. Di sini memang hanya ada 1 dokter dan saat itu berada di luar kota, namun petugas kita terus berkoordinasi dengan dokter dalam menangani pasien hingga akhirnya dirujuk ke rumah sakit lain," paparnya.

Sementara itu, RS Dian Harapan membantah telah menolak pasien. Mereka menyatakan telah menyampaikan kondisi riil: ruang NICU penuh dengan delapan bayi, ruang kebidanan juga tak ada kosong, dokter spesialis obgyn sedang cuti, dan dokter anestesi butuh waktu untuk operasi darurat.

Manajemen RS Diah Harapan menegaskan seluruh prosedur telah dijalankan sesuai standar dan tidak ada unsur penolakan.

Klarifikasi juga datang dari Direktur RS Bhayangkara, AKBP dr Romy Sebastian. Menurutnya, rujukan Irene tidak melalui Sistem Rujukan (Sisrut) sehingga rumah sakit tidak mendapat informasi riwayat keluhan pasien. Ia menegaskan rumah sakit tidak menolak pasien, hanya saja ruang kelas 3 penuh dan yang tersedia hanya kamar VIP.

Tragedi Irene Sokoy ini meninggalkan luka dan pertanyaan besar tentang sistem rujukan dan layanan kesehatan darurat di Jayapura. Sebuah nyawa dan calon generasi baru telah pergi, setelah melalui perjalanan panjang yang melelahkan dan penuh penolakan.


Halaman:

Komentar