Insentif Dicabut, Industri Mobil Listrik Indonesia Terancam Tersendat

- Sabtu, 20 Desember 2025 | 18:15 WIB
Insentif Dicabut, Industri Mobil Listrik Indonesia Terancam Tersendat

Gelombang kekhawatiran melanda industri otomotif listrik di Indonesia. Pemicunya? Sinyal dari pemerintah soal kemungkinan penghentian insentif kendaraan listrik. Banyak yang menilai langkah ini berisiko mengganggu momentum elektrifikasi yang baru saja mulai menggeliat dalam dua tahun terakhir.

Bagi Xpeng Indonesia, insentif itu jauh lebih dari sekadar stimulus penjualan. Itu adalah fondasi. Tanpa dukungan itu, minat konsumen untuk beralih ke kendaraan ramah lingkungan bisa langsung mengempis. Yang paling terasa dampaknya tentu ke kantong pembeli, karena biaya kepemilikan dipastikan akan melonjak.

“Insentif dicabut mungkin akan membebani konsumen. Karena kan mereka yang membayar pajak,” ujar Hari Arifianto, Vice President of Marketing Xpeng Indonesia.

Ia menambahkan, “Selama ini, kebijakan pemerintah sangat bagus dalam mendorong penggunaan kendaraan ramah lingkungan.”

Hari berbicara kepada media di Jakarta, Sabtu (20/12/2025) lalu. Menurutnya, harga bukan segalanya. Insentif daerah, seperti keringanan pajak, juga punya pengaruh kuat saat seseorang memutuskan beli. Bayangkan jika kedua dukungan itu dicabut sekaligus. Bisa-bisa laju adopsi mobil listrik langsung tersendat.

Membangun industri itu butuh waktu, tidak bisa instan dalam hitungan bulan. Perlu kebijakan yang konsisten dan ekosistem yang matang mulai dari investasi pabrikan, jaringan dealer, hingga layanan purnajual. Xpeng sendiri sudah menggelontorkan modal besar di sini, termasuk dengan memulai produksi lokal.

Di sisi lain, permintaan pasar sebenarnya cukup menggembirakan. Sepanjang 2025, penjualan Xpeng disebut solid. Hari mengaku bersyukur karena penjualan tetap tumbuh. Bahkan, ada daftar tunggu yang mencapai beberapa bulan untuk unit tertentu. Ini sinyal bagus bahwa pasar Indonesia mulai terbuka pada teknologi baru, khususnya kendaraan baterai.


Halaman:

Komentar