Menurut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu, penerapan teknologi di BINS Karawang mampu meningkatkan produktivitas secara signifikan. Dari sebelumnya hanya 0,6 ton per hektare per siklus, kini bisa mencapai 80 ton per hektare per siklus.
Keunggulan dan Pasar Ikan Nila Salin
Ikan nila salin dipilih karena keunggulannya: mampu hidup di air payau (salinitas hingga 20 ppt), pertumbuhan cepat, tahan penyakit, dan memiliki pasar luas. Permintaan global ikan tilapia (nila) diproyeksikan mencapai 8,9 juta ton pada 2030. Indonesia saat ini adalah produsen tilapia terbesar kedua di dunia dan eksportir terbesar ketiga.
Target Produksi dan Penyerapan Tenaga Kerja
Kawasan BINS Karawang seluas 230 hektare ditargetkan dapat memproduksi 11.150 ton ikan per tahun dengan produktivitas 84 ton per hektare per tahun. Proyek ini juga diproyeksikan membuka 500 lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
Dengan sistem pengelolaan modern yang dilengkapi Intake Air Laut dan Tawar serta Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), BINS Karawang menjadi bukti komitmen KKP dalam mewujudkan ketahanan pangan, pemerataan ekonomi, dan pembangunan berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045.
Artikel Terkait
Pramono Anung Serahkan Gedung YLBHI, Kenang Masa Lalu sebagai Aktivis
BHC Siap Gelar Perayaan Akhir Tahun, Targetkan 30 Ribu Pengunjung
KPK Amankan Oknum Jaksa dalam OTT di Banten
Program SIGAP Sukses Ubah Pola Asuh, Jangkau 84 Ribu Baduta di 638 Desa