"Kita perlu jujur: jangan sampai program ini dipaksakan hanya demi menghabiskan anggaran di akhir tahun. Kegiatan publik seperti ini harus berorientasi pada manfaat nyata, bukan pada serapan belanja,"
"Saya berharap pemerintah bisa benar-benar meninjau kembali pelaksanaan MBG di masa libur, demi memastikan program ini tetap berjalan sesuai dengan tujuannya," imbuh Charles.
Lalu, bagaimana skema penyalurannya nanti? Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyebut ada sejumlah alternatif yang disiapkan.
"Untuk ibu hamil, ibu menyusui dan anak balita seperti biasa. Untuk Anak sekolah, masing-masing SPPG perlu melakukan inventarisasi berapa banyak dan berapa sering anak-anak bersedia ke sekolah," jelas Dadan, Minggu (21/12).
Di awal libur, siswa akan dapat menu siap santap seperti telur, buah, atau susu untuk maksimal empat hari. Setelah itu?
"Untuk sisa hari, jika siswa bersedia datang ke sekolah dibagikan ke sekolah, jika tidak, perlu mulai didata mekanisme delivery ke rumah-rumah atau diambil di SPPG,"
"Kita sedang rancang sistem delivery setelah 4 hari libur," tambahnya.
Jadi, skemanya memang masih akan disesuaikan. Tinggal nanti pelaksanaannya di lapangan seperti apa. Yang jelas, perdebatan soal efektivitas dan prioritas anggaran ini masih akan terus bergulir.
Artikel Terkait
KLH Turun Tangan, Tangsel Diberi Tenggat 180 Hari untuk Atasi Darurat Sampah
Bus PO Cahaya Trans Terguling di Tol Krapyak, 16 Penumpang Tewas
Pasar Kramat Jati Bangkit, Kios Darurat Mulai Beroperasi
Pengacara Bantah Kliennya Hadiri Pertemuan dengan Google, Sebut Sedang Wawancara di London