Bagi Habib Muthahar, sikap ini menunjukkan hal yang mendasar. Ini wujud ketaatan, baik secara struktural maupun kultural, yang ditunjukkan warga NU Kalimantan Utara terhadap pimpinan tertinggi organisasi.
"Kami mendukung keputusan PBNU. Apa yang telah diputuskan oleh Rais Aam dan Pj Ketua Umum PBNU harus kita hormati dan jalankan bersama," tegasnya.
Ia juga punya catatan tentang urutan acara. Pelaksanaan istighotsah sebelum MUSKERWIL bukan tanpa maksud. Ritual doa bersama itu dimaknai sebagai penegasan. Setiap langkah organisasi, menurutnya, harus berlandaskan doa, keikhlasan, dan tentu saja, kepatuhan pada mekanisme serta tradisi NU yang sudah ada.
Harapannya jelas. Keputusan yang lahir dari MUSKERWIL ini bisa jadi kontribusi nyata daerah. Kontribusi untuk menjaga soliditas dan, yang tak kalah penting, menyukseskan agenda besar NU menuju Muktamar 2026 nanti.
Artikel Terkait
KLH Turun Tangan, Tangsel Diberi Tenggat 180 Hari untuk Atasi Darurat Sampah
Bus PO Cahaya Trans Terguling di Tol Krapyak, 16 Penumpang Tewas
Pasar Kramat Jati Bangkit, Kios Darurat Mulai Beroperasi
Pengacara Bantah Kliennya Hadiri Pertemuan dengan Google, Sebut Sedang Wawancara di London