Gempuran militer Amerika Serikat di wilayah Suriah menewaskan sedikitnya lima anggota kelompok Islamic State (ISIS). Serangan ini, menurut keterangan resmi, adalah bentuk balasan atas insiden akhir pekan lalu yang merenggut nyawa tiga warga negara AS.
Menurut pihak AS, serangan mematikan di area Palmyra pada 13 Desember itu didalangi seorang pria bersenjata dari ISIS yang bertindak sendirian. Korban dari pihak Amerika mencakup dua tentara dan satu warga sipil.
Sebagai respons, militer Washington tak main-main. Komando Pusat AS (CENTCOM) melaporkan, mereka telah menghantam lebih dari 70 target di berbagai titik di Suriah bagian tengah. Jet tempur, helikopter serbu, dan artileri dikerahkan untuk membidik infrastruktur dan gudang senjata milik ISIS.
Lalu, bagaimana dampak di lapangan?
Artikel Terkait
Cahaya Surya Akhirnya Menyentuh Pulau Sembur, Dongkrak Ekonomi Nelayan
Kala Kini Jakarta di TMII: Liburan Akhir Tahun dengan Perjalanan Waktu Imersif
Pilot Kunci Diri di Kokpit, Tolak Terbang Gara-gara Gaji Telat Lima Bulan
Tol Tangerang-Merak Diserbu 351 Ribu Kendaraan Jelang Nataru