Namun begitu, kemunculannya tidak bisa diprediksi setiap saat. Semuanya tergantung pada sejumlah faktor yang harus berpadu.
"Fenomena awan lenticularis ini cukup sering terjadi, terutama di daerah pegunungan atau perbukitan dengan angin kencang dan kondisi udara stabil," jelas Prakirawan BMKG lainnya, Helena Adianova.
"Namun kemunculannya sangat bergantung pada faktor geografis dan cuaca spesifik seperti topografi wilayah dan kelembaban udara,"
sambungnya.
Intinya, bentuk awan yang menakjubkan itu adalah hasil dari angin yang mendorong udara lembab melintasi gunung. Prosesnya menciptakan gelombang di sisi lainnya, dan di puncak gelombang itulah awan lentikular terbentuk. Jadi, ini murni fenomena alamiah. Bukan pertanda bencana, melainkan sekadar pertunjukan singkat dari dinamika atmosfer kita.
Artikel Terkait
Polres Jakpus Gelar Apel Besar, Pastikan Natal dan Tahun Baru Aman di Ibu Kota
Benda Diduga Peledak Ditemukan di Depan Ruko ITC Kosambi, Jibom Dikerahkan
Benda Diduga Peledak Ditemukan di Depan Gereja Bandung, Polisi Segera Amankan Lokasi
Menu Keripik Tempe di Sekolah Bogor Picu Evaluasi Dinkes dan Badan Gizi Nasional