Udara di Desa Bangunrejo, Ngawi, Rabu lalu, terasa hangat bukan cuma karena matahari. Edhie Baskoro Yudhoyono, atau yang akrab disapa Ibas, hadir di tengah-tengah warga. Wakil Ketua MPR RI ini lagi-lagi turun ke akar rumput, kali ini dalam sebuah Dialog Kebangsaan. Topiknya nyata dan menyentuh langsung perut: stabilitas harga pangan sebagai pilar ketahanan nasional.
Bagi Partai Demokrat, acara semacam ini bukan sekadar seremoni. Ini bagian dari komitmen mereka untuk benar-benar mendengar suara rakyat, terutama petani dan konsumen. Ibas sendiri tampak tak cuma mau duduk di balik meja. Ia memilih untuk langsung menuju ke kebun cabai, melihat dari dekat, dan ngobrol santai dengan para petani yang sedang panen.
Dari obrolan itulah gambaran sesungguhnya muncul. Para petani bercerita dengan blak-blakan soal naik-turunnya harga cabai. Biaya produksi yang membumbung, pola panen, sampai gejolak harga di pasar lokal mereka jabarkan satu per satu.
“Harga rawit sempat tembus Rp 130 ribu per kilo, lho,” ujar seorang petani.
Tapi mereka juga realistis. Harga ideal di tingkat petani, menurut mereka, cukup di angka Rp 60-70 ribu per kilogram. Di titik itu, petani masih untung dan konsumen tak terlalu terbebani. Dengan panen dua kali seminggu dari pekarangan sendiri, cabai memang bisa jadi tumpuan hidup yang menjanjikan.
Mendengar itu, Ibas mengangguk paham. Baginya, ini soal menemukan titik temu. “Kalau harganya kelewat murah, ya petani yang susah. Tapi kalau melambung tinggi, masyarakat juga kelimpungan. Kita harus cari harga yang adil buat kedua belah pihak,” tegasnya.
Pria yang juga anggota Dewan Penasihat KADIN ini lantas menekankan pentingnya mekanisme pasar yang sehat. Di sisi lain, peran pemerintah dalam mengawasi distribusi agar tak ada yang dirugikan tetap krusial. Ia justru tertarik dengan model di Bangunrejo ini, di mana lahan pekarangan dimaksimalkan tanpa ganggu lahan pangan utama.
Artikel Terkait
Amuk Warga Bakar Rumah Bandar Narkoba di Madina, Lima Orang Diamankan
Setelah Pemulihan Intensif, Banda Aceh Kembali Terangi
Geram Narkoba, Ibu-Ibu Tabuyung Bakar Rumah Diduga Markas Bandar
Polres Rohil Beri Penghargaan untuk Pengungkapan Sabu Terbesar Riau 2025