Presiden Prabowo Subianto menyatakan Indonesia mampu menangani dampak bencana di Sumatera. Pernyataan itu disampaikan di tengah sorotan terhadap penanganan krisis yang melanda wilayah tersebut.
Namun, di lapangan, ceritanya agak berbeda. Deddy Sitorus, anggota Komisi II DPR dari PDIP, punya pandangan lain. Ia melihat langsung betapa warga di daerah terdampak masih sangat membutuhkan uluran tangan, termasuk bantuan dari luar negeri.
"Masalahnya kan bukan sekadar mampu atau tidak," kata Deddy kepada wartawan, Rabu lalu.
"Tapi bagaimana secepatnya rakyat keluar dari penderitaan. Kita lihat ada ketidakpuasan publik yang luas karena responnya dianggap lambat," sambungnya.
Lebih dari seminggu setelah banjir dan longsor menerjang, kondisi di sana masih memprihatinkan. Deddy menekankan, fase rehabilitasi dan pemulihan ini justru yang paling krusial. Daya tahan fisik dan mental korban sudah di ujung tanduk, dan itu butuh perhatian penuh.
Di sisi lain, kemampuan pemerintah daerah terbatas. Anggaran dan sumber daya serba kurang. Proses pemulihan yang mahal ini seringkali harus mengorbankan sektor lain, yang membuat situasi semakin pelik.
Soal bantuan internasional, Deddy bersikap blak-blakan. Menurutnya, tak ada yang perlu malu.
Artikel Terkait
Kabel Berantakan dan Tiang Miring, Potensi Bahaya Mengintai di Jalan Dr Soepomo
Kasus Sertifikasi K3 di Kemnaker: 14 Tersangka Terjerat, Kerugian Capai Rp81 Miliar
Nenek Sakit Digotong Demi Bantuan Beras, Aturan Kelurahan Dikritik Warganet
Tiga Mahasiswa Tulungagung Gugat MK, Tuntut Kejelasan Kapan Jalan Rusak Diperbaiki?