Keributan pecah di Ketapang, Kalimantan Barat, melibatkan lima belas warga negara asing asal China. Mereka tak datang dengan tangan kosong. Parang dan senjata airsoft gun dibawa serta, digunakan untuk merusak dan menyerang.
Menurut sejumlah saksi, kekacauan ini berpusat di area perusahaan tambang emas PT Sultan Rafli Mandiri. Dua kendaraan perusahaan jadi sasaran amukan. Lebih parah lagi, setidaknya lima anggota TNI menjadi korban penyerangan.
Imran Kurniawan, Chief Security PT SRM, membenarkan kejadian itu. Ia menyebut lokasinya di Desa Pemuatan Batu, Kecamatan Tumbang Titi.
"Dalam aksi penyerangan ini, satu mobil dan sepeda motor perusahaan kami dirusak oleh WN China," ujar Imran.
Lantas, bagaimana awalnya? Ceritanya bermula dari sebuah drone. Sekitar pukul tiga setengah sore hari Minggu itu, empat WNA China diduga menerbangkannya di atas area tambang. Iwan, anggota pengamanan sipil yang sedang bertugas, mengetahuinya.
Artikel Terkait
Irjen Kemnaker Bolos Panggilan KPK, Kasus Sertifikasi K3 Merembet ke 14 Tersangka
Prabowo Buka Ruang, Usulan Provinsi Baru di Papua Mengemuka
KPK Geledah Tiga Lokasi, Ungkap Aliran Fee Proyek Bupati Lampung Tengah
Labuah Diguncang Banjir Bandang, Dua Rumah Hanyut Terbawa Arus