Pola serupa ternyata terjadi di mana-mana. Di AS, keluhan terhadap debt collector melonjak tajam, terutama untuk utang kartu kredit dan utang medis. Bahkan, banyak yang ditagih untuk utang yang nggak pernah mereka buat. Sementara di Inggris, praktik penagihan oleh otoritas publik, seperti pajak daerah, sering kali terasa lebih keras dan kaku ketimbang perusahaan penagihan swasta. Surat-surat bernada ancaman itu terbukti memperburuk kondisi mental orang yang sudah rapuh.
Lalu di Indonesia? Tekanannya muncul dalam bentuk lain: gesekan di jalanan. Itu adalah "mode melawan". Ketika praktik penagihan informal yang minim aturan bertemu dengan emosi publik yang sudah jenuh, ledakannya ya seperti di Kalibata. Bentuknya beda, tapi polanya persis sama.
Sebenarnya, masyarakat nggak menolak kewajiban bayar utang. Yang jadi persoalan adalah caranya. Apalagi di tengah kondisi ekonomi yang belum benar-benar stabil. Banyak konflik lahir dari zona abu-abu: praktik yang nggak jelas juntrungnya, insentif yang mendorong penagihan cepat, dan absennya mediasi yang manusiawi.
Literatur akademik internasional secara konsisten bilang, penagihan berbasis intimidasi itu hasilnya malah kontra-produktif. Dalam jangka panjang, justru merusak kepatuhan, memperbesar konflik, dan menggerogoti kepercayaan pada sistem. Penagihan kasar mungkin menang cepat, tapi pada akhirnya, masyarakat yang kalah banyak.
Maka, kasus Kalibata ini jangan cuma dibaca sebagai aib. Ini alarm. Alarm sosial yang keras bunyinya. Dia mengingatkan kita bahwa utang pascapandemi adalah fenomena global, bahwa tekanan ekonomi dirasakan oleh hampir semua orang di berbagai belahan dunia, dan bahwa cara kita menagih utang akan menentukan wajah pemulihan ekonomi kita: apakah beradab, atau justru meretakkan sendi-sendi sosial.
Utang itu kewajiban, betul. Tapi martabat manusia bukanlah alat untuk menagihnya. Di era dimana utang global membesar, kemanusiaan bukan sekadar pelengkap. Ia harus jadi fondasi.
Dr. Devie Rahmawati, CICS, Assoc.Prof. Vokasi UI
Artikel Terkait
KAI Commuter Tambah Dua Perjalanan di Jalur Rangkasbitung, Anker Soraki
Polda Jabar Buru Pemilik Akun Resbob Usai Kontennya Dituduh Melecehkan Suku Sunda
Serangan Mendadak ISIS di Palmyra Tewaskan Dua Tentara AS dan Penerjemah
Bencana Aceh Hantam 261 Ponpes, Ratusan Madrasah dan Rumah Ibadah Rusak