Truk kedua lebih spesifik, hanya mengangkut 8 buah tandon air berkapasitas 1.100 liter. Air bersih jelas jadi prioritas.
Sedangkan truk ketiga lagi-lagi membawa tandon air, kali ini 12 buah. Ditambah dengan pasokan bahan bakar seperti solar dan bensin dalam puluhan jeriken, serta oli dan pompa transfer.
Untuk kebutuhan sehari-hari, truk keempat memuat 200 paket sembako. Tiap paket berisi beras, minyak, gula, mi instan, dan teh. Juga ada ratusan setel pakaian dinas lapangan (PDL), perangkat Wi-Fi, serta pakaian dan topi untuk penanggulangan bencana.
Bantuan khusus datang dari truk kelima yang merupakan kiriman Ibu Ketum Bhayangkari. Isinya sangat beragam, mulai dari kebutuhan medis seperti masker (300 kotak) dan obat-obatan (1.745 box), hingga bahan makanan instan dan bumbu dapur. Yang menarik, ada juga bantuan rokok, mukena, selimut, tas, dan yang tak kalah penting: 591 setel seragam sekolah.
Terakhir, truk keenam melengkapi bantuan pendidikan dengan membawa 1.184 setel seragam sekolah untuk jenjang SD, SMP, dan SMA. Ditambah lagi ratusan lembar selimut untuk menghangatkan malam-malam di pengungsian.
Penyerahan bantuan ini, meski terlihat seperti daftar belanja panjang, sebenarnya punya cerita sendiri. Ini adalah upaya konkret untuk memulihkan sedikit normalitas di tengah situasi yang serba tak pasti. Bukan cuma sekadar menyerahkan barang, tapi juga memberi semacam tanda bahwa perhatian untuk mereka yang terdampak bencana tetap menyala.
Artikel Terkait
Brimob Riau Bersihkan Surau dan Pondok Quran di Tengah Reruntuhan Galodo
Sopir Pengganti Program Makan Bergizi Diduga Salah Injak Gas, 20 Korban Terluka
Kapolri Turun Langsung, Tinjau Dapur Umum dan Posko Kesehatan di Pengungsian Aceh
Tito Karnavian Siagakan Daerah Hadapi Arus Libur dan Cuaca Ekstrem Nataru