Legislator yang membidangi urusan pertanian dan kehutanan ini merasa, kebijakan pemberian izin konsesi sering kali gegabah. Pengawasannya lemah. Nah, ide patungan justru bisa jadi terobosan baru. Kalau berhasil, hutan akan menjadi milik bersama rakyat, bukan sekadar klaim negara.
"Artinya hutan menjadi milik rakyat, bukan hutan milik negara semata," ujarnya.
Ia lantas memberi contoh. Pendiri The North Face pernah membeli hutan seluas dua juta hektar di Chile dan Argentina. Tujuannya cuma satu: memulihkan dan menjaganya dari penebangan liar. Itulah bentuk nyata andil masyarakat yang ia maksud.
Daniel mengingatkan, hutan yang kita nikmati sekarang adalah warisan. Bukan untuk dieksploitasi habis-habisan, tapi untuk dititipkan ke generasi berikutnya. Ia berharap kebijakan ke depan lebih berpihak pada kelestarian.
"Kita tidak ingin kembali merusak hutan yang tersisa," imbuhnya.
Akhirnya, ia mengajak semua pihak bersatu. Mengawasi kinerja pemerintah dalam mengelola hutan. Kerusakan yang ada sekarang adalah akumulasi dari kelalaian belasan tahun. Untuk itu, ia berterima kasih pada netizen yang sudah bergerak. "Mari bergerak bersama," pungkas Daniel Johan.
Artikel Terkait
Waspada Anak Krakatau, Cuaca Banten Berpotensi Hujan dan Gelombang Tinggi
Nuh Bantah Klaim Kuorum Rapat Pleno PBNU Tak Sah
Guru Tunggal Berjuang di Sekolah Lapuk Kawasan Hutan Pandeglang
Pramono Anung Lomba-lombakan Diskon Mal, Targetkan Inflasi Jakarta Tersungkur