tuturnya.
Di sisi lain, arah kebijakan ini disebutnya makin jelas dan terukur. Dukungan politik dari Partai Gerindra, menurutnya, juga konsisten dalam isu ini. Bahkan, Gus Ipul punya target ambisius: mendorong penyandang disabilitas yang kini ada di desil terbawah DTSEN untuk naik tingkat kesejahteraannya.
Ia tak lupa memberikan apresiasi.
"Saya mau apresiasi Pak Hashim beserta Partai Gerindra yang selama ini selalu berjuang terus menerus agar para penyandang disabilitas mendapat perlindungan dan jaminan sosial, rehabilitasi sosial, dan pemberdayaan sosial,"
katanya.
Pernyataan itu disampaikan Gus Ipul saat membuka secara resmi peringatan Hari Disabilitas Internasional 2025 yang digelar Partai Gerindra.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Badan Penasehat DNIKS sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, turut berbicara. Komitmennya terhadap isu disabilitas ternyata sudah berlangsung lama, sejak 2013, ketika ia memperjuangkan penggantian UU Penyandang Cacat menjadi UU Disabilitas.
"Gerindra dari dulu dan sekarang dalam kekuasaan makin bertekad meningkatkan derajat, kesejahteraan, mutu kehidupan dari kawan-kawan kita dari disabilitas,"
tegas Hashim.
Baginya, perjuangan ini punya dimensi personal yang mendalam. Setelah berjuang untuk UU tersebut di 2013, cucunya lahir di tahun 2017 dengan kondisi down syndrome. Kejadian itu seperti mengukuhkan jalan yang sudah ia tempuh.
"Saya kira semua peran serta saya dan keluarga saya itu sudah termasuk takdir dari Tuhan. Saya kira Tuhan sudah tahu dan Tuhan mengajak saya dalam perjuangan saudara-saudara,"
tambahnya dengan nada reflektif.
Hashim juga melihat DTSEN sebagai fondasi penting. Data yang akurat memungkinkan bantuan tepat sasaran. Bahkan, ia mengungkapkan bahwa saat ini sedang dirancang alokasi hunian khusus untuk penyandang disabilitas oleh kementerian terkait.
"Memang sedang dirancang oleh kementerian perumahan dan kawasan pemukiman, memang ada jatah (hunian) nanti untuk disabilitas,"
pungkasnya.
Artikel Terkait
Lestari Moerdijat Soroti UAS di Daerah Bencana: Jangan Ada Cacat Empati Institusional
Ketua Komisi I Usulkan Pembentukan Kementerian Khusus Tangani Bencana
Malam Apresiasi BUDAYA GO! 2025: Teknologi Diharapkan Jadi Katalis, Bukan Pengganti Budaya
BMKG Waspadai Gelombang Banjir Rob Menjelang Nataru