Di sisi lain, mendapatkan gambaran yang jelas di Kordofan itu sulit. Komunikasi sering terputus, akses bagi pihak luar sangat dibatasi, dan situasi keamanan yang terus memburuk membuat verifikasi independen hampir mustahil. Makanya, angka korban tewas di Kalogi pun simpang siur.
Pejabat lokal menyebut sedikitnya 80 orang meninggal, dan hampir setengahnya adalah anak-anak. Kementerian luar negeri yang dekat dengan militer menyebut angka 79. Sementara Uni Afrika, dengan nada prihatin, menyatakan korban jiwa mungkin sudah melampaui 100 orang.
Badan Anak-anak PBB, UNICEF, ikut bersuara. Mereka mengonfirmasi lebih dari sepuluh anak berusia antara lima hingga tujuh tahun tewas dalam serangan itu.
Perwakilan UNICEF untuk Sudan, Sheldon Yett, menyampaikan kecaman keras.
"Membunuh anak-anak di sekolah mereka adalah pelanggaran hak anak yang sangat mengerikan," katanya dalam pernyataan Jumat lalu.
Yett mendesak semua pihak yang bertikai untuk segera menghentikan serangan dan membuka akses bantuan kemanusiaan. Tanpa itu, penderitaan warga sipil, terutama anak-anak, hanya akan terus berlanjut.
Artikel Terkait
Korban Tewas Banjir-Longsor Sumatera Tembus 961 Jiwa, Pencarian Tetap Digenjot
Iran Buka Sidang Mata-Mata Israel dari Eropa di Tengah Perang 12 Hari
Eksepsi Ditolak, Sidang Kasus Kericuhan Agustus Masuk Tahap Pembuktian
Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Dramaga