Banjir yang melanda Aceh akhir November lalu memang sudah surut. Tapi bekasnya? Itu masih terasa. Di balik lumpur yang mulai mengering, ada tekanan psikologis yang mengendap di benak para penyintas. Nah, menyikapi hal itu, Kementerian Sosial lewat Sentra Darussa'adah Aceh bersama Dinas Sosial setempat menggelar layanan dukungan psikososial di Posko Gedung Taheer Foundation, Pidie Jaya. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 6 sampai 7 Desember 2025.
Menurut Kepala Sentra Darussa'adah Aceh, Susi Mulyati, bencana itu bukan cuma merusak rumah dan jalan. Lebih dari itu, ia meninggalkan luka di hati. Ada korban jiwa, kerugian materi, dan tentu saja, trauma yang harus diatasi.
"Tekanan psikologis yang dialami oleh para penyintas harus segera ditangani dan dipulihkan,"
kata Susi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (7/12/2025).
Ia menekankan, program ini bisa jalan berkat kolaborasi banyak pihak. Dinas Sosial Aceh dan Pidie Jaya, aparat gampong, serta relawan Tagana semua turun tangan membantu koordinasi di lapangan.
"Kolaborasi lintas sektor sangat membantu pelaksanaan kegiatan karena program harus dilaksanakan secara menyeluruh dan menggunakan beragam pendekatan,"
Artikel Terkait
Buntut Umrah Saat Bencana, Bupati Aceh Selatan Diperiksa Kemendagri
Pemulihan Pascabencana Sumatera: Dana Rp 51,82 Triliun Diapungkan ke Presiden
Pertemuan Rahasia AS, Israel, dan Qatar di New York Bahas Nasib Gaza
Ganjar Desak Mobilisasi Nasional untuk Tangani Bencana Sumatera