Khawatir banjir lahar kembali datang, banyak warga yang memilih mengungsi. Mereka mencari tempat aman di perbukitan sekitar. Ada tiga titik pengungsian yang didirikan.
Di Pos pertama, tercatat 107 orang mengungsi, termasuk satu ibu hamil dan empat bayi. Pos kedua menampung lebih banyak, 173 orang, dengan dua di antaranya perempuan hamil. Sementara di lokasi ketiga, ada 115 pengungsi yang juga mencakup ibu hamil dan anak-anak.
Secara total, dusun yang dihuni 138 kepala keluarga atau 512 jiwa ini kini hidup dalam kecemasan. Harapan mereka cuma satu: pemerintah daerah bisa segera bertindak untuk mencegah terulangnya bencana serupa. Beberapa warga bahkan sudah mempersiapkan tenda darurat di bukit, antisipasi kalau-kalau lahar tiba-tiba datang lagi. Mereka ingin punya tempat aman untuk lari, kapan pun dibutuhkan.
Artikel Terkait
UMP 2026 DKI Dikabarkan Hampir Final, Tapi Tawar-Menawar Buruh-Pengusaha Masih Berlangsung
Kantuk Sopir Bus Picu Tabrakan Dahsyat di Tol Jagorawi
Ibu di Garut Bangkit Berdiri, Usai Dapat Kaki Palsu di Puncak Hari Disabilitas
Seribu Langkah Bersama Warnai Perayaan Inklusi di Hari Disabilitas Internasional Bandung