"Hasil asesmen kami, bencana longsor kemungkinan besar disebabkan alih fungsi lahan, dari hutan menjadi kebun palawija, yang kemudian dipicu curah hujan yang sangat tinggi," jelasnya.
Wilayah perbukitan Arjasari sebenarnya sudah dikenal rawan. Konturnya curam, tanahnya mudah bergerak. Dulu, akar-akar pohon di hutan berfungsi sebagai penahan alami. Kini, setelah beralih jadi kebun palawija, struktur itu hilang. Tanah pun kehilangan ikatannya.
Jadi, ketika hujan deras mengguyur dalam beberapa hari terakhir, pemicu terakhir itu datang. Tebing yang sudah rapuh akhirnya ambruk.
Pencarian ketiga korban yang masih hilang terus digenjot. Di sisi lain, bantuan untuk warga yang terdampak juga mengalir. Situasinya masih tegang, tapi upaya pertolongan tak berhenti.
Artikel Terkait
Kudeta di Benin: Wajah Militer Menggantikan Raja Kapas di Layar Televisi
Bertahan di Atas Kursi Jongkok: Kisah Warga Kampung Melayu yang Terpaksa BAB di Tengah Banjir
Bayi Perempuan Ditemukan Tewas di Tas Hijau Stasiun Citayam, Surat dari Ibu Mengungkap Duka
Jembatan Darurat Putus, Warga Agam Dievakuasi Usai Hujan Deras