"Dia tidak menangis saat ditemukan. Hanya terlihat kaget, tapi sama sekali tidak bersuara. Badannya terasa agak kaku," jelas Maulana menggambarkan kondisi Fathan saat itu.
Dengan hati-hati, Maulana dan adiknya membawa Fathan keluar. Mereka langsung membawanya ke rumah, memandikannya, mengenakan pakaian bersih, dan mendekapnya untuk memberikan kehangatan.
"Setelah itu kami antar ke posko darurat. Di sana, ada ibu-ibu yang juga punya bayi lalu menyusuinya," tambahnya.
Kisah selamat Fathan ternyata berbalut duka yang dalam. Dia merupakan satu-satunya yang hidup dari tujuh anggota keluarganya. Ayah dan ibunya meninggal dunia. Sementara kakek, nenek, dan dua orang kerabat lainnya masih dinyatakan hilang.
Selama dua hari pasca bencana, Fathan dan korban lain bertahan di posko darurat dengan kondisi serba terbatas. Bantuan baru benar-benar tiba dan menyentuh mereka pada Sabtu, 29 November.
Kini, Fathan tinggal bersama saudara dari kakek dan neneknya. Bayi itu sempat menjalani perawatan di rumah sakit akibat luka-luka yang dideritanya selama bencana.
Pada Kamis malam, 4 Desember, tim Biddokes Polda Riau yang dipimpin Kabid Dokkes, Kombes Wahono Edi, datang melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap Fathan. Mereka juga membawa serta bantuan berupa susu formula dan popok untuk sang bayi yang berjuang hidup itu.
Artikel Terkait
PT Indobuildco Menang Telak di PTUN, Tiga Somasi Mensesneg Dibatalkan
Pemimpin Anti-Hamas Tewas, Dinamika Kekuatan Gaza Berguncang
KPK Periksa Empat Pendamping PKH Terkait Dugaan Korupsi Bansos Beras 2020
Restorative Justice untuk Penadah Motor Curian di Bogor, Ini Pertimbangan Jaksa