Harapannya jelas: dialog dua arah yang substansial. Masukan dari daerah seperti Badung dianggap bisa memperkaya rekomendasi Panitia Kerja (Panja) yang sedang berjalan. Intinya, agenda global harus terhubung dengan realitas dan kebutuhan di tingkat lokal. Sinergi jangka panjang antara parlemen, kampus, dan masyarakat pun dinilai mutlak diperlukan.
Sementara itu, dari pihak Pemkab Badung, Sekda Ida Bagus Surya Suamba memaparkan visinya. Ekonomi Biru di sini bukan sekadar jargon, melainkan sebuah transformasi dari pola eksploitasi menuju pemanfaatan yang lestari.
Namun begitu, pujian saja tidak cukup. Suamba berharap dukungan yang lebih konkret. Ia ingin BKSAP bisa menjembatani akses ke hibah internasional untuk proyek-proyek vital seperti rehabilitasi mangrove dan terumbu karang, serta adaptasi perubahan iklim bagi warga pesisir.
pungkas Sekda tersebut.
Acara itu sendiri dihadiri oleh berbagai pihak kunci. Mulai dari Badan Pengelola Sumber Daya Pesisir dan Laut Denpasar, perwakilan Fakultas Kelautan dan Perikanan Unud, Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa, hingga perwakilan dari Desa Adat Kelan. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa kolaborasi yang digaungkan memang sedang diupayakan, setahap demi setahap.
Artikel Terkait
Seleksi Petugas Haji di Tiga Provinsi Sumatra Ditunda, Pelunasan Biaya Jemaah Dikeringankan
KSPSI Pilih Aksi Terdesentralisasi, Tak Gelar Mogok Nasional untuk UMP 2026
Komjen Fadil Imran Turun Langsung Bongkar Bantuan ke Desa Terisolasi Aceh Tamiang
Warga Cikarang Amankan Pria Diduga Gunakan Uang Palsu Beli Makanan Nenek