Modus operasinya kejam. Dia merekrut WNI yang menganggur di Kamboja untuk dijadikan kurir. Jaringannya luas, membentang dari Laos, Hongkong, Korea, hingga ke Brasil dan Ethiopia. Sampai saat ini, perempuan ini masih terhubung dengan jaringan Kamboja, Nigeria, dan Brasil.
Diringkas di Lobi Hotel
Penangkapan Dewi Astutik di Sihanoukville, Kamboja, adalah sebuah operasi rumit yang melibatkan banyak pihak. BNN, polisi setempat, KBRI Phnom Penh, Atase Pertahanan, BAIS TNI, sampai Ditjen Bea Cukai semua bersinergi mengejar buronan kasus narkoba senilai Rp 5 triliun ini.
Semuanya berawal dari perintah Kepala BNN RI, Suyudi Ario Seto, yang sebulan sebelumnya meminta dibentuknya tim khusus. Operasi pengejaran internasional itu kemudian dipimpin langsung oleh Direktur Penindakan dan Pengejaran BNN, Roy Hardi Siahaan.
Dan akhirnya, mereka mengetuk. Saat itu, Dewi yang juga jadi buronan Korea Selatan, sedang menuju lobi sebuah hotel di Sihanoukville. Semua berjalan cepat dan presisi, tanpa kegaduhan yang berarti.
Dia tidak sendirian. Seorang lelaki asal Pakistan berinisial AH turut diamankan. Pria ini diduga merupakan kekasih Dewi Astutik. Setelah ditangkap, keduanya langsung dibawa ke Phnom Penh untuk proses verifikasi identitas dan penyerahan resmi antar otoritas. Satu babak penting dalam perang melawan narkoba pun berhasil ditutup.
Artikel Terkait
Influencer dan Polri Kirim 2,6 Ton Bantuan Pertama untuk Korban Bencana Sumatera
Ammar Zoni Absen Lagi, Sidang Narkoba Terganjal Birokrasi Lapas
Pramono Anung Buka Pintu Sponsor untuk Nama Halte dan Taman di Jakarta
KPK Periksa Sekda Riau Terkait Jatah Preman Eks Gubernur Wahid