Operasi senyap yang melibatkan banyak pihak akhirnya berhasil meringkus Paryatin, atau yang lebih dikenal sebagai Dewi Astutik. Wanita asal Ponorogo, Jawa Timur ini disebut-sebut sebagai aktor intelektual di balik penyelundupan sabu seberat 2 ton. Penangkapan itu adalah hasil kolaborasi BNN dengan Kepolisian Kamboja dan beberapa instansi terkait lainnya.
Menurut Biro Humas BNN, bisnis haram Dewi Astutik sudah berjalan sejak 2023.
"Dewi Astutik diketahui memulai bisnisnya pada 2023 dan beroperasi di Golden Triangel (Thailand, Myanmar, Laos)," jelas mereka, Kamis lalu.
Kawasan itu, yang sering disebut The Golden Triangle, memang punya sejarah kelam. Namanya berasal dari 'emas hitam' alias opium. Dulu, ketiga negara itu bahkan termasuk penghasil opium terbesar, bukan cuma di Asia Tenggara, tapi juga di dunia.
Namun begitu, jaringan Dewi ternyata tak cuma beroperasi di sana. BNN menyebutkan dia juga aktif di wilayah Golden Crescent atau 'bulan sabit emas' di Asia Selatan. Kawasan yang meliputi pegunungan Afghanistan, Iran, dan Pakistan ini dikenal sebagai pusat produksi dan distribusi opium global. Bentuk pegunungannya sendiri konon mirip bulan sabit.
"Dewi Astutik alias Mami, buronan internasional dan aktor intelektual penyelundupan 2 ton sabu jaringan Golden Triangle yang digagalkan pada Mei 2025 serta beberapa kasus besar tahun 2024 yang terkait jaringan Golden Crescent," tegas juru bicara BNN.
Artikel Terkait
Influencer dan Polri Kirim 2,6 Ton Bantuan Pertama untuk Korban Bencana Sumatera
Ammar Zoni Absen Lagi, Sidang Narkoba Terganjal Birokrasi Lapas
Pramono Anung Buka Pintu Sponsor untuk Nama Halte dan Taman di Jakarta
KPK Periksa Sekda Riau Terkait Jatah Preman Eks Gubernur Wahid